PALU, KAIDAH.ID – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu menegaskan komitmennya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dalam prosesi wisuda sarjana dan magister tahun akademik 2024/2025, yang berlangsung pada Rabu, 26 Februari 2025 di Auditorium UIN Datokarama.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Datokarama, Prof. Lukman Thahir, menyatakan, hak setiap manusia untuk merdeka, berserikat, dan bernegara adalah mutlak.

“Tidak boleh ada penjajahan dalam bentuk apapun. Pembebasan Palestina dari penjajahan adalah komitmen moral kita bersama,” tegas Prof. Lukman.

Sebanyak 212 wisudawan, terdiri dari 198 sarjana dan 14 magister, mengikuti prosesi tersebut. Para sarjana berasal dari lima fakultas, yaitu:

  • Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (52 orang)
  • Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (31 orang)
  • Fakultas Syariah (49 orang)
  • Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (55 orang)
  • Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (11 orang)

Dalam momen yang sarat makna tersebut, seluruh wisudawan bersama pendampingnya mengibarkan bendera Palestina sebagai simbol solidaritas. Suasana semakin khidmat ketika lagu tentang pembebasan Palestina dikumandangkan oleh civitas akademika UIN Datokarama bersama orang tua wisudawan.

“Kemerdekaan Palestina adalah harga mati yang dijunjung tinggi oleh semua bangsa di dunia,” tegas Prof. Lukman.

Sebagai wujud konkret dari dukungan ini, UIN Datokarama menjalin kerja sama dengan Pemerintah Palestina melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta. Tahun ini, tujuh mahasiswa asal Palestina akan melanjutkan studi di UIN Datokarama secara gratis untuk jenjang strata satu (S1).

Ketujuh mahasiswa tersebut adalah:

  1. Adam Mohammed Mustafa Muhaysin
  2. Kokab Walid Mahmoud Abou Oraiban
  3. Subhi Zuhair Ahmed Al-Hindi
  4. Hiba Mohammed Masoud Abou Ishaq
  5. Dalia Ziad Deeb Ali Saleh
  6. Hamza Abdul Fattah Abdul Latif Al-Ashqar
  7. Wala Mohammed Hassan Al-Far

Mereka akan menempuh pendidikan di Program Studi Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi.

Saat ini, Pemerintah Palestina tengah mempersiapkan administrasi yang diperlukan, termasuk paspor dan dokumen pendukung lainnya, untuk memastikan kelancaran keberangkatan dan studi mereka di Indonesia.

“Insya Allah, mereka direncanakan tiba di Kota Palu sekitar Mei 2025 dan akan disambut langsung oleh pihak kampus,” ujar Prof. Lukman. (*)

Editor: Ruslan Sangadji