PALU, KAIDAH.ID – Hasil Hutan Sulteng Berkontribusi Rp40 Miliar pada tahun 2024. Lantara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, Muhammad Neng mendorong adanya penguatan sinergi lintas sektor.

Menurut Muhammad Neng, angka kontr itu menjadi bukti kontribusi nyata sektor kehutanan terhadap perekonomian daerah. Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah menggelar rapat koordinasi pada Rabu, 13 Maret 2025.

Dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kehutanan, Muhammad Neng, rapat tersebut melibatkan Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL), dan Balai Taman Nasional Togean (BTNTogean).

Fokus utama pertemuan adalah, evaluasi capaian nilai transaksi dan penyusunan strategi peningkatan ekonomi masyarakat melalui program perhutanan sosial.

Dalam arahannya, Kadis Kehutanan Sulteng menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar pihak dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Ia juga mengapresiasi pencapaian Sulawesi Tengah yang berhasil meraih peringkat ke-5 nasional dalam Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) pada tahun 2024.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Kehutanan, sebagai bentuk pengakuan atas keberhasilan daerah dalam mengembangkan sektor kehutanan.

“Penghargaan ini adalah bukti bahwa kerja keras kita membuahkan hasil. Namun, ke depan tantangan semakin besar, sehingga sinergi dan peningkatan kinerja harus terus diupayakan,” tegas Kadis Kehutanan Sulteng.

Ia juga menyoroti peran penting KTH dan kelompok usaha perhutanan sosial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.

Produk-produk hasil hutan seperti madu dan kemiri disebutnya sebagai contoh komoditas yang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.

Rapat tersebut turut membahas strategi untuk memastikan keberlanjutan capaian nilai transaksi, termasuk melalui evaluasi rutin dan penyesuaian program agar selaras dengan kebutuhan masyarakat serta kebijakan dari Kementerian Kehutanan.

Dengan kolaborasi erat antara Dinas Kehutanan, UPT BKSDA, BTNLL, BTNTogean, dan masyarakat, diharapkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat terus diwujudkan, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan. (*)

Editor: Ruslan Sangadji