Ia menuliskan pemikirannya dengan bahasa yang mengalir, menuntun pembaca untuk merenung lebih dalam tentang bagaimana merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian, dalam doa-doa yang lirih, dalam perjalanan hidup yang penuh rintangan, bahkan dalam diam yang menentramkan.
Membaca buku ini, serasa menerima sebuah surat cinta—pesan yang lembut namun kuat, yang mengingatkan kita bahwa Sang Maha Cinta tidak pernah jauh. Kehadiran-Nya nyata dalam kehangatan matahari pagi, dalam desiran angin yang menenangkan, dalam senyuman seorang sahabat, dan dalam setiap kejadian yang kerap kali kita anggap kebetulan.
Mursyid Masyarakat Spiritual Indonesia (RASI), M. Rohul Abdullah Syamsoe Bulganon Hasbullah Amir, dalam apresiasina menuis, buku Surat Cinta Sang Maha Cinta karya Ruslan Taher Sangadji, adalah undangan untuk memasuki samudera cinta. Buku ini bukan hanya tentang kata-kata indah, tetapi tentang perjalanan spiritual, tentang bagaimana kita menghadapi dunia dengan cinta sebagai pedoman.
“Dalam setiap lembarannya, Ochan mengajak kita untuk melihat kehidupan dengan cara yang berbeda—bahwa setiap ujian, setiap kegelapan, adalah kesempatan untuk menemukan cinta yang lebih besar,” tulisnya.
Abang— sapan akrab M. Rohul Abdullah Syamsoe Bulganon Hasbullah Amir, yakin, buku ini akan membawa manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
“Sebab, pada akhirnya hanya cinta yang bisa menuntun kita keluar dari kegelapan, untuk merasakan keberadaan-Nya dalam setiap hembusan napas, dalam setiap detik kehidupan.
KH. Hasyiri Muttaqin, LC, Ketua RASI menulis, buku ini bukan sekadar bacaan, tetapi ajakan untuk merefleksikan diri. Ia mengajak kita untuk bertanya: sudahkah kita mencintai dengan benar? Sudahkah kita menjadikan cinta sebagai kekuatan yang membangun, bukan yang merusak? Sudahkah kita menempatkan cinta sebagai jalan menuju Tuhan?.
“Semoga buku ini menggugah kesadaran kita, membuka mata hati kita, dan menuntun kita ke jalan yang lebih terang. Karena pada akhirnya, segala sesuatu di dunia ini bermuara pada satu hal: cinta yang hakiki, cinta yang berasal dari-Nya, dan cinta yang mengantarkan kita kembali kepada-Nya,” kata KH. Hasyiri.
Ketua DPP Yaskum Indonesia, Andi Mulhanan Tombolotutu mengapresiasi buku tersebut. Dia bilang, segala sesuatu akan menjadi indah, ketika seluruh aktivitas makhluk di bumi ini berjalan atas dasar cinta. Ya, cinta yang hakiki.
Ruslan Taher Sangadji atau Ochan, penulis buku Surat Cinta Sang Maha Cinta, sejatinya mengajak kita untuk memahami, bahwa cinta adalah jalan menuju kedamaian sejati.
“Itulah mahabbah, cinta yang membawa kita semakin merasakan keberadaan Allah, semakin bijaksana dalam menyikapi ujian hidup, dan semakin tenang dalam perjalanan kembali menuju Sang Maha Cinta,” tandasnya.
Sudaryano Lamangkona, Staf Ahli Menteri UMKM, menyatakan sangat mengapresiasi Buku Surat Cinta Sang Maha Cinta karya Ochan Sangadji ini. Bagi saya, buku ini memberikan panduan berharga bagi siapa saja yang ingin memahami cinta secara mendalam, baik cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, bahkan bagaimana menghadapi godaan iblis dengan bijaksana. (*)
Editor: Moch. Subarkah
Tinggalkan Balasan