JAKARTA, KAIDAH.ID – Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Muhammad Ryano Panjaitan, merespons permintaan maaf Fuad Plered terkait komentarnya yang menghina pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.

Ryano mengapresiasi langkah Fuad Plered, yang menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui kanal YouTube-nya.

“Saya pernah nyantri di Pondok Pesantren Alkhairaat Dolo, tentu saya sangat terganggu dengan pernyataannya tentang Sayyid Idrus. Namun, karena ia sudah menyatakan permintaan maaf secara terbuka, saya menghargai itikad baik tersebut,” kata Ryano kepada media ini, Sabtu, 29 Maret 2025.

Meski menghargai permintaan maaf tersebut, Ryano berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Fuad Plered, agar lebih bijak dalam memberikan komentar, terutama terhadap tokoh yang memiliki kontribusi besar bagi bangsa.

“Semoga ini jadi pelajaran bagi Fuad Plered. Saya paham ia memiliki afiliasi dengan kelompok yang kritis terhadap para habib, itu haknya. Tapi, dalam menyampaikan pendapat, sebaiknya berhati-hati,” tambahnya.

Ryano menilai, pernyataan kontroversial yang disampaikan Fuad Plered, mungkin disebabkan ketidaktahuannya mengenai peran besar Guru Tua, dalam membangun pendidikan di wilayah Indonesia Timur. Oleh karena itu, ia secara terbuka mengundang Gus Fuad untuk datang langsung ke Palu dan melihat warisan Alkhairaat.

“Mungkin ia belum pernah melihat langsung seperti apa perjuangan Guru Tua. Maka, saya secara pribadi mengundangnya ke Palu. Semua akomodasi dan transportasi kelas satu saya tanggung. Kita akan memulai perjalanan dari Palu hingga ke pelosok-pelosok, untuk menyaksikan ribuan madrasah yang dirintis oleh Habib Idrus,” tantang Ryano Panjaitan.

Ia menambahkan, setelah menyaksikan langsung kontribusi Alkhairaat, Fuad Plered bisa menilai secara objektif, apakah Guru Tua layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atau tidak. Menurutnya, urusan administratif biarlah menjadi tugas tim yang dibentuk oleh Kementerian Sosial RI.

“Lihat saja dulu. Setelah itu, silakan nilai sendiri secara objektif. Urusan pembuktian administratifnya, biar tim yang menilai,” tandasnya.

Kasus ini bermula dari pernyataan Fuad Plred di kanal YouTube pribadinya, Gus Fuad Channel, yang dinilai menghina dan merendahkan Guru Tua. Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari abnaukairaat seluruh Indonesia dan masyarakat luas yang menuntut proses hukum terhadap Fuad Plered. (*)

Editor: Ruslan Sangadji