UCAPAN KONTROVERSIAL Fuad Plered yang menghina Saiyid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua — pendiri Perguruan Islam Alkhairaat — menuai gelombang protes dari berbagai kalangan, terutama Abnaulkhairaat, sebutan bagi murid Alkhairaat dan pengikut setia ajaran Guru Tua.
Fuad Plered menyampaikan keberatannya, atas pencalonan Saiyid Idrus bin Salim Aljufri sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. Protes itu tidak hanya dianggap sebagai bentuk ketidaksetujuan, tapi telah melampaui batas etika, hingga menyerempet pada penghinaan terhadap tokoh besar yang sangat dihormati di wilayah timur Indonesia.
Bagi Abnaulkhairaat, Guru Tua bukan sekadar tokoh agama. Beliau adalah Pahlawan Peradaban. Sejak mendirikan Alkhairaat di Palu pada 1930, Saiyid Idrus bin Salim Aljufri telah menyalakan obor pendidikan dan dakwah Islam ke berbagai pelosok negeri, dari Sulawesi Maluku, Maluku Utara, Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo hingga Papua. Ribuan lembaga pendidikan berdiri atas dasar cita-citanya. Jutaan jiwa tercerahkan oleh ilmu yang diajarkan Guru Tua.
Atinya, kalau negara tunduk pada suara provokator seperti Fuad Plered, berarti negara telah kalah terhadap provokasi yang merusak harmoni kebangsaan.
Bukan hanya kalangan internal Alkhairaat yang memberikan pengakuan atas jasa Guru Tua. Prabowo Subianto, Presiden RI Ketika masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, pernah secara terbuka menyampaikan rasa hormat dan pengakuannya atas peran besar Guru Tua, dalam membangun peradaban melalui jalur pendidikan.
“Beliau Saiyid Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua) bukan hanya milik Alkhairaat, tapi milik bangsa ini,” kata Prabowo dalam kunjungannya ke Palu 2019 lalu.
Gelombang simpati terhadap pencalonan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional terus mengalir. Namun, munculnya suara-suara minor seperti Fuad Plered, dinilai sebagai upaya memecah belah dan mencoreng nilai-nilai persatuan dalam keberagaman.
Protes semacam ini adalah bentuk penistaan terhadap jasa para ulama. Kita berharap pemerintah tidak goyah, hanya karena tekanan dari segelintir orang yang tak memahami konteks sejarah dan kontribusi Guru Tua terhadap bangsa.
Para Abnaulkhairaat menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk melihat lebih jauh siapa sesungguhnya Saiyid Idrus bin Salim Aljufri: seorang tokoh yang membaktikan hidupnya untuk ilmu, kemanusiaan, dan kebangsaan.
Saiyid Idrus bin Salim Aljufri sudah sejak lama menjadi pahlawan di hati kami. Negara hanya tinggal mengukuhkan apa yang telah lama nyata. (*)
Penulis: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan