SABTU PAGI – 26 April 2025, ratusan pelari dari berbagai penjuru tanah air menapakkan kaki mereka di jalur tanah berbatu dan mendaki rimbunnya Taman Hutan Raya (Tahura) Sulawesi Tengah. Di tengah riuh suara sepatu beradu tanah dan sorakan penyemangat, seorang bocah mungil berusia tujuh tahun melangkah pasti. Namanya Bilqis.
Berkaos biru, jilbab berwarna krem yang selaras dengan celana krem dan sepatu hitam, tubuh kecilnya bergerak lincah di antara peserta dewasa. Tak banyak yang tahu, anak perempuan yang kini duduk di bangku kelas dua SD Cahya Khalifa itu baru kali pertama mengikuti lomba lari trail. Namun semangatnya membuncah, melebihi banyak pelari di sekitarnya.
Bilqis bukan anak sembarangan. Lahir di Palu pada 5 Mei 2018, dari pasangan Deni Rivaldi dan Vidya Octaviany, darah petualang sudah mengalir dalam dirinya sejak dini. Kedua orang tuanya, pecinta alam sejati, sering membawa Bilqis berkemah, mendaki Puncak Rore, dan menapaki tanjakan Nokilalaki. Kecintaan itu tumbuh sederhana, melalui momen-momen kecil: tawa di tengah kabut gunung, hangat api unggun, atau sekadar peluh yang mengalir di pipi mungilnya.
Keikutsertaannya di ajang Sulteng Tahura Trail Run 2025 pun berawal dari kebetulan. Ketika ayahnya berlatih, Bilqis kerap ikut serta. Suatu hari, ditawari untuk ikut lomba, mata Bilqis bersinar lebih terang dari biasanya. Sejak itu, ia mulai menghitung hari, penuh antusias, menyiapkan diri dengan latihan kecil-kecilan: berlari di tanjakan belakang rumahnya di Jalan Gawalise, menguji napas di jalur Salena Paralayang, dan membiasakan kaki mungilnya menyusuri belantara kecil di Hutan Kota.

Meski belum pernah bertanding sebelumnya, semangat Bilqis tidak kalah dengan kakak-kakak pelari lainnya. Setiap kali ayahnya pulang membawa medali dari lomba, Bilqis selalu meminta memegangnya, membayangkan kelak ia juga akan punya kenangan serupa.
Di hari perlombaan, Bilqis menyelesaikan rute 5 kilometer dalam waktu sekitar 1 jam 50 menit—lebih cepat dari hasil latihannya. Ia menikmati jalur tanjakan dan terutama bagian turunan, yang katanya, “seperti diajarkan ayah.” Sesekali, dengan napas terengah, ia tetap sempat bercanda, “Ayah, minggu depan kita lomba lagi ya?,” ucapnya.
Di mata ayahnya, Bilqis adalah calon atlet masa depan. Deni berencana membicarakan potensi anaknya dengan para pihak terkait.
“Di usianya yang masih tujuh tahun, keinginannya untuk ikut trail run luar biasa besar,” kata Deni, matanya berbinar. “Kami semua pecinta olahraga berlari harus mulai memberi perhatian pada bakat-bakat seperti Bilqis,” katanya.
Gayung bersambut. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, Muhammad Nenk menyatakan bangga atas keberhasilan Bilqis, yang sukses mencapai finis bersama 400-an orang pelari lainnya.
“Saya akan menyampaikan kepada Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pengurus PASI Sulteng untuk pembinaan Bilqis,” katanya.
Menurut Muhammad Nenk, Bilqis adalah calon atlet masa depan. Anak ini punya talenta yang luar biasa, sangat tepat untuk mendapatkan pembinaan dan perhatian.
“Meski baru berusia tujuh tahun, tapi sudah punya keinginan kuat untuk ikut Sulteng Tahura Trail Run 2025.”
TIDAK DIBIAYAI APBD, WAGUB BANGGA PADA KADIS KEHUTANAN SULTENG
Sulteng Tahura Trail Run 2025 dilepas langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, mewakili Gubernur Anwar Hafid. Dengan senyum ramah, mengenakan busana olahraga santai, Reny melambaikan tangan memberi semangat kepada para peserta yang siap menaklukkan rimba Tahura.
Acara ini memang spesial. Muhammad Nenk bertekad kuat menggelar lomba ini tanpa menggunakan dana dari APBD, sebagai bagian dari komitmen menyukseskan Program Berani Sehat yang diusung Gubernur Anwar Hafid dan Wakil Gubernur Reny Lamadjido.
Atas inisiatif itu, Wakil Gubernur Reny memberikan apresiasi yang sangat tinggi.
“Melaksanakan kegiatan seperti ini tanpa biaya APBD, bukan hanya berani, tapi sangat berani. Saya salut dengan Kepala Dinas Kehutanan Sulteng Muhammad Nenk dan jajarannya, pun halnya UPT KPH Tahura selaku panitia kegiatan trail run,” ujar Reny, penuh bangga.
Ia menegaskan dukungan terhadap kegiatan trail run yang menghidupkan semangat Program Berani Sehat dan Berani Harmoni gagasan Pemprov Sulteng.
“Berani Sehat dan Berani Harmoni sangat kental nuansanya di kegiatan ini. Peserta bukan hanya sehat, tapi juga belajar harmoni dengan alam. Terima kasih pak Kadis dan kepala UPT KPH Tahura, yang sudah menyelenggarakan Sulteng Tahura Trail Run,” ujar mantan Direktur RSUD Undata Palu itu.

Sulteng Tahura Trail Run 2025 diikuti sekitar 400-an peserta, datang dari berbagai kota di Sulawesi, bahkan dari Jawa dan Kalimantan. Ada dua pilihan rute: lima kilometer dan lima belas kilometer, dengan medan yang menantang—mendaki puncak setinggi 1.100 meter di atas permukaan laut, menuruni bukit, menyeberangi sungai, hingga berlari di aspal.
Acara ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mempromosikan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, kawasan hutan seluas 7.128 hektare di Desa Ngata Baru, Sigi Biromaru.
Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, Muhammad Nenk menjelaskan, selain menawarkan keindahan alam luar biasa, Tahura kini terbuka untuk berbagai event wisata olahraga seperti trail run, motocross, dan sepeda gunung.
“Kami ingin memperkenalkan Tahura sebagai objek wisata andalan. Harapan kami, para peserta menjadi pelopor untuk menyampaikan betapa indahnya Sulawesi Tengah,” ujar Nenk.
Ketua Panitia, Edy Sitorus, menambahkan, kegiatan ini diharapkan turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Di sekitar lokasi lomba, warga sudah mulai membuka usaha kecil, menjajakan nasi kuning, air kelapa, dan aneka jajanan.
Saat semua peserta mulai bersorak di garis finis, Bilqis tersenyum lebar, menggenggam erat medalinya, bukti kecil dari perjalanan besar yang baru saja dimulai Bilqis
Di pundak mungil Bilqis, mungkin kelak akan bertumpu masa depan olahraga lari lintas alam Indonesia, khususnya Sulawesi Tengah.
Tinggalkan Balasan