JAKARTA, KAIDAH.ID – Google resmi meluncurkan teknologi kecerdasan buatan generatif terbaru bernama Veo 3 dan Imagen 4 dalam ajang tahunan Google I/O 2025. Dua teknologi ini, memungkinkan pengguna menciptakan video sinematik berkualitas tinggi melalui aplikasi Flow.

Veo 3 merupakan model video generatif canggih, yang mampu menghasilkan gambar bergerak dengan efek suara, dialog karakter sinkron, hingga kontrol kamera sinematik.

Dibanding pendahulunya Veo 2, model terbaru ini hadir dengan fitur referensi video lebih baik, kontrol sudut pandang kamera, serta kemampuan outpainting untuk menyesuaikan bingkai.

Pengguna juga dapat menambahkan atau menghapus objek dalam video sesuai kebutuhan. Veo 3 mendukung resolusi hingga 1080p dan menyediakan opsi unduhan dalam format GIF. Rasio video dapat disesuaikan, baik 16:9 maupun 9:16.

Teknologi ini tersedia untuk pelanggan paket Ultra di Amerika Serikat melalui aplikasi Gemini dan Flow, serta bisa diakses melalui layanan Vertex AI.

Berikut cara membuat video AI menggunakan Veo 3:

Cara Membuat Video AI di Gemini:

  1. Buka laman Gemini melalui browser Anda.
  2. Pilih opsi “Video” di bagian bawah kolom prompt (hanya tersedia bagi pelanggan Google AI Pro atau Ultra).
  3. Masukkan teks perintah (prompt) yang menggambarkan skenario video secara rinci.
  4. Klik “Kirim”, lalu tunggu proses sekitar 1–2 menit.
  5. Hasil video akan ditampilkan dan dapat langsung diunduh.

Cara Membuat Video AI di Flow:

  1. Akses laman labs.google/flow melalui browser.
  2. Klik “Create with Flow”, lalu pilih “New Project”.
  3. Pada kolom prompt, pilih “text to video”, lalu klik ikon pengaturan dan pilih opsi “Highest quality (experimental audio) Veo 3”.
  4. Masukkan perintah teks yang menggambarkan skenario video.
  5. Klik “Kirim” dan tunggu hingga proses selesai.
  6. Anda dapat mengatur sudut kamera, suara, dan gaya visual sesuai preferensi.

Veo 3 digadang-gadang menjadi pesaing kuat platform generatif lainnya, seperti Sora milik OpenAI dan Runway, dengan keunggulan utama pada kualitas video dan kontrol kreatif yang lebih luas. (*)

Editor: Ruslan Sangadji