MOROWALI, KAIDAH.ID – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) melalui Yayasan IMIP Peduli, meluncurkan Program Beasiswa Hilirisasi gelombang kedua.
Mengutip laman IMIP pada 11 Juni 2025, dsiebutkan, Program beasiswa hilirisasi ini merupakan bentuk komitmen perusahaan, dalam membuka akses pendidikan yang lebih inklusif, bagi mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Sosialisasi program berlangsung di tiga kota, yakni Palu, Pontianak, dan Manado, pada 28 Mei hingga 4 Juni 2025.
HR Director PT IMIP, Achmanto Mendatu, menerangkan, perkembangan industri mineral logam di Indonesia perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya dari kalangan mahasiswa.
“Melalui program ini, kami berharap akan lahir SDM unggul yang siap terlibat dalam sektor hilirisasi mineral logam. Lulusan nantinya, dapat berkarya di berbagai wilayah sesuai kebutuhan industri nasional,” katanya dalam peluncuran program di Universitas Tadulako, Palu.
DUA SKEMA BEASISWA
Menurutnya, beasiswa Hilirisasi IMIP terbagi dalam dua skema. Pertama, bantuan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama enam semester bagi mahasiswa ber-KTP Morowali. Kedua, beasiswa selama empat semester bagi mahasiswa dari luar Morowali.
Kedua skema ini, katanya, menyaratkan penerima merupakan mahasiswa aktif, berprestasi, berasal dari keluarga kurang mampu, memiliki IPK minimal 3.0, dan tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain.
Pada tahap pertama program ini, sebanyak 722 mahasiswa telah menjadi penerima beasiswa, termasuk dari Sekolah Tinggi Bahasa Harapan Bersama (STBHB), dan Universitas Negeri Makassar.
Selain itu, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Sumatera Utara, dan Politeknik Industri Logam Morowali (PILM) juga menerima pada tahap pertama.
KELAS HILIRISASI
Achmanto Mendatu menerangkan, bersamaan dengan sosialisasi beasiswa, PT IMIP juga memperkenalkan Kelas Hilirisasi.
Program ini menghadirkan dosen praktisi dari industry, untuk mengajar langsung di kampus, serta ikut menyusun kurikulum bersama pihak universitas.
“Tujuannya agar materi pembelajaran lebih relevan dengan perkembangan industry,” ujarnya.
Kelas Hilirisasi saat ini diterapkan untuk program vokasi di beberapa jurusan. Di Universitas Tadulako mencakup Teknik Mesin dan Teknik Elektro, sementara di PILM mencakup Teknik Mesin, Teknik Kimia, dan Teknik Elektro.
Mahasiswa yang mengikuti program ini, dibebaskan dari UKT selama delapan semester (empat tahun). Khusus di Universitas Tadulako, kuota beasiswa UKT diberikan kepada 80 mahasiswa untuk masing-masing jurusan.
Selain pembelajaran di kelas, kata dia, mahasiswa peserta program juga akan mengikuti magang langsung di kawasan industri PT IMIP.
Ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis dan pemahaman nyata mengenai proses dan ekosistem industri hilirisasi.
“Kami mengajak pelajar di Sulawesi Tengah untuk memanfaatkan kesempatan ini. Program ini merupakan kolaborasi nyata antara dunia pendidikan dan industri, dan dapat menjadi model pendidikan tinggi berbasis kebutuhan industri,” ajak Achmanto.
PT IMIP berharap peluncuran program ini menjadi langkah konkret dalam mendorong pemerataan pembangunan SDM di luar Pulau Jawa, serta membangun ekosistem pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan industri nasional.
Setelah Palu, sosialisasi program ini dilanjutkan di Pontianak, Kalimantan Barat, yakni di STBHB dan Universitas Tanjungpura. Kemudian berlanjut di Manado, Sulawesi Utara, meliputi Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, dan Universitas Negeri Manado. (*)
Editor: Ruslan Sangadji


Tinggalkan Balasan