MOROWALI, KAIDAH.ID – Penurunan tarif impor resiprokal terhadap Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen, diproyeksikan membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi sektor industri nasional, termasuk industri berbasis nikel. Namun, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) masih mengkaji dampak kebijakan tersebut terhadap operasional dan strategi jangka panjang perusahaan.
“Tarif baru (19 persen), sampai sekarang strategi kebijakan belum ada pembicaraan seperti apa, karena ini masih baru dan harus kita kaji lebih lanjut,” kata Director of Communications PT IMIP, Emilia Bassar, dalam acara Media Gathering di MorowaliAhad malam, 20 Juli 2025.
Menurut Emilia, sejauh ini belum terlihat dampak langsung dari perubahan tarif tersebut terhadap operasional perusahaan. Aktivitas di kawasan industri IMIP tetap berjalan normal.
“Di dalam kawasan, operasional masih berjalan seperti biasa. Dampaknya mungkin akan kita lihat dalam beberapa bulan ke depan,” jelasnya.
Emilia juga menyampaikan harapannya, agar keberhasilan diplomasi dagang tersebut dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global, sekaligus memberikan dampak positif bagi kelangsungan dan ekspansi industri di kawasan IMIP.
“Ke depan, mudah-mudahan bisa lebih baik, terutama dalam membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing ekspor kita,” ujarnya.
Penurunan tarif impor resiprokal ini, merupakan bagian dari hasil negosiasi perdagangan antara pemerintah Indonesia dan mitra dagang internasional, yang bertujuan memperkuat posisi ekspor nasional di tengah ketatnya kompetisi global. (*)
Editor: Ruslan Sangadji

Tinggalkan Balasan