Di antara sekian banyak nama dan organisasi yang silih berganti, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berdiri tegak, tak pernah goyah. Ia konsisten menjaga bara idealisme itu tetap menyala, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, tak pernah padam.
Sejak kelahirannya, HMI telah menjadi sebuah kawah candradimuka sejati. Di sanalah, benih-benih muda, para mahasiswa Islam yang penuh potensi, ditempa dengan keras, diasah tanpa henti, hingga menjelma menjadi pribadi-pribadi dengan semangat yang menggelegak.
Mereka adalah para pemberani sejati, pemilik suara lantang yang tak gentar sedikit pun menghadapi tirani dan kezaliman yang ada. Sebuah energi murni, penuh daya dobrak, yang selalu siap mengguncang kemapanan yang dirasa telah usang.
Tidaklah aneh jika di fase ini, cara berpikir kader HMI seringkali tampak meledak-ledak. Reaksi cepat, terkadang impulsif, dengan pandangan dunia yang seringkali hitam-putih. Namun, justru dari kobaran api semangat inilah gagasan-gagasan besar lahir, dan aksi-aksi nyata yang mengguncang tatanan lama pun dilancarkan. Mereka adalah gelombang pertama perubahan, sang pembawa obor idealisme yang tak pernah padam.
KEDEWASAAN BIJAK
Seiring berjalannya waktu, sang guru terbaik [pengalaman] mulai menempa mereka. Satu per satu, para kader HMI menanggalkan jas almamater yang menjadi saksi bisu perjuangan, melangkah keluar, dan menyelami samudera kehidupan yang jauh lebih luas.
Klik halaman selanjutnya setelah iklan >


Tinggalkan Balasan