Oleh: Ruslan Sangadji / Kaidah.ID
DI PERMUKAAN, konsolidasi politik Presiden Prabowo melalui tangan-tangannya tampak mulus. Elite partai berhasil dijinakkan, disiplin, dan tersambung pada narasi yang dibangun. Strategi politik berjalan sesuai rencana, koalisi terlihat solid, dan garis besar arah politik tampak jelas. Bagi banyak pengamat, ini adalah bukti kekuatan kepemimpinan yang efektif.
Namun, politik bukan hanya soal elite. Di tingkat arus bawah, dinamika jauh lebih kompleks dan sering kali tak terlihat. Loyalitas akar rumput tidak bisa diukur hanya dari struktur organisasi. Aspirasi lokal, kepentingan komunitas, dan sentimen rakyat kerap menimbulkan gelombang yang berbeda arah dari strategi yang dirancang di atas meja. Di sinilah ujian sebenarnya bagi Presiden Prabowo dan aras politiknya.
Fenomena kebocoran di arus bawah ini bukan sekadar masalah organisasi atau disiplin internal. Tapi mencerminkan batas alami dari pendekatan top down. Kekuatan politik yang kokoh di tingkat elite, belum tentu meresap hingga ke akar rumput.
Bahkan keputusan yang tampak tepat bagi elite, bisa menimbulkan resistensi atau kebingungan di lapisan bawah. Arus bawah, dengan karakter dan kepentingannya sendiri, selalu memiliki momentum yang tak bisa diabaikan.
Kepemimpinan yang efektif tidak hanya mengatur elite, tetapi juga membaca, memahami, dan menyalurkan energi arus bawah. Ini menuntut kemampuan adaptasi, menyelaraskan strategi besar dengan kondisi riil di lapangan, mendengarkan aspirasi, dan membangun komunikasi yang dua arah. Tanpa itu, apa yang tampak sebagai kekuatan, bisa dengan cepat berubah menjadi kelemahan.
Kasus ini juga mengingatkan kita bahwa politik bukan sekadar manuver jangka pendek, tetapi soal pembangunan loyalitas yang berkelanjutan. Keberhasilan jangka panjang ditentukan oleh kemampuan memadukan struktur formal dengan kekuatan sosial di lapisan bawah. Jika arus bawah diabaikan, maka kekuatan atas, meski kokoh sekalipun, hanya akan menjadi pertunjukan di permukaan.
Ujian bagi Presiden Prabowo, dengan kata lain, adalah ujian kepemimpinan sejati, apakah mereka mampu menyatukan elite dan arus bawah, menciptakan sinergi antara strategi dan realitas sosial, serta menyalurkan energi rakyat menjadi kekuatan yang konstruktif?
Jawaban dari ujian ini akan menentukan arah politik mereka, bukan hanya dalam jangka pendek, tetapi juga dalam kapasitas mereka membangun fondasi politik yang stabil dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, di tangan Presiden Prabowo, arus bawah bukan sekadar tantangan, melainkan cermin masa depan politik, apakah akan menjadi kekuatan yang membangun atau gelombang yang menghancurkan. (*)
Wallahu a’lam


Tinggalkan Balasan