MOROWALI, KAIDAH.ID – Head of Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Dedy Kurniawan, menegaskan kawasan industri berbasis nikel di Morowali kini menjadi ladang besar penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Tengah. Hingga 1 September 2025, jumlah pekerja yang bergabung di kawasan tersebut mencapai 86.394 orang.

Menurut Dedy, sebagian besar tenaga kerja berasal dari Pulau Sulawesi, yakni 92 persen dari total karyawan, sedangkan 8 persen lainnya dari luar Sulawesi. Dari angka itu, 31 persen adalah pekerja asal Sulawesi Tengah, dengan dominasi Kabupaten Morowali yang menyumbang hingga 58 persen.

Ia menuturkan, jumlah tenaga kerja di kawasan IMIP terus mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir. Dari 35.592 orang pada 2020, naik menjadi 51.542 orang pada 2021, kemudian 68.466 orang pada 2022, 74.350 orang pada 2023, hingga 83.000 orang pada 2024.

“Calon pekerja yang diinterview setiap hari berkisar 200 hingga 500 orang. Ini menunjukan animo masyarakat untuk bekerja di IMIP semakin tinggi,” jelas mantan wartawan Tempo itu.

Dedy Kurniawan menuturkan, visi dan misi IMIP sejak awal diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Banyak karyawan yang sebelumnya bekerja serabutan, kini mampu memperbaiki kualitas hidup keluarganya setelah bekerja di kawasan industri ini.

“Kami berkomitmen memberi kontribusi nyata bagi daerah dan perkembangan usaha masyarakat sekitar,” katanya seperti dikutip dari laman resmi IMIP.

Sebagai latar, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2025 sebesar 3,02 persen, turun dari 3,15 persen pada Februari 2024.

Angka itu menjadikan Sulteng sebagai provinsi dengan pengangguran terendah ketiga di Indonesia. Sektor industri pengolahan, termasuk nikel, tercatat memberi andil besar dalam menekan pengangguran di daerah. (*)

Editor: Ruslan Sangadji