JAKARTA, KAIDAH.ID – Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf atas insiden ditemukannya ulat pada salah satu ompreng Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Pihak BGN menegaskan, kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi penting. Seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), diminta memperketat pengawasan serta menjaga higienitas pengadaan MBG.
Berdasarkan laporan yang diterima BGN, temuan ulat terjadi pada distribusi MBG di SDN 5 Tolitoli pada Rabu, 10 September 2025 lalu. Insiden itu langsung ditindaklanjuti oleh kepala dan tim SPPG setempat.
“Kami bergerak cepat, untuk menggali informasi lebih lanjut dan memeriksa kondisi penerima manfaat. Setelah dicek, kami pastikan bahwa ulat hanya terdapat di satu ompreng dan penerima dalam keadaan baik,” ujar Kepala SPPG Dhamma Meta Nusantara, Fajra Alfia.
Ia menambahkan, tim segera melakukan audit internal, pemeriksaan bahan baku, serta peninjauan ulang proses distribusi makanan untuk memastikan keamanan pangan ke depan.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menyampaikan permohonan maaf dan empati kepada pihak yang terdampak.
“Kami mewakili BGN menyampaikan permohonan maaf, terkait insiden temuan ulat pada MBG di Kabupaten Tolitoli, hingga menyebabkan ketidaknyamanan pada penerima manfaat. Kami juga turut menyayangkan terjadinya hal tersebut,” kata Hida pada Selasa, 16 September 2025.
Mengutip laman resmi BGN, dia mengatakan, kejadian ini harus menjadi refleksi bagi seluruh penyelenggara program. Insiden ini menjadi evaluasi bagi BGN, terutama SPPG, agar lebih berhati-hati dan meningkatkan pengawasan serta higienitas MBG.
“Kami berharap, SPPG di seluruh daerah dapat selalu meningkatkan kualitas pengadaan MBG, mulai dari bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi,” tegasnya.
BGN menegaskan, pihaknya terus mendorong seluruh SPPG, untuk meminimalisasi risiko yang dapat mengganggu kenyamanan maupun keamanan penerima manfaat. Penerapan standar operasional prosedur (SOP) dan petunjuk teknis secara disiplin dianggap kunci agar program MBG berjalan optimal sesuai tujuan. (*)
Editor: Ruslan Sangadji

Tinggalkan Balasan