JAKARTA, KAIDAH.ID – Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruang Ballroom Hotel Santika, Slipi, Jakarta Barat, Selasa, 21 Oktober 2025. Di antara deretan kepala dinas dari berbagai provinsi, nama Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah disebut sebagai salah satu Penyelenggara Penyuluhan Kehutanan Terbaik VII Nasional Tahun 2025.
Momen itu terasa istimewa. Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, Muhamad Neng, naik ke panggung dengan langkah tenang namun penuh rasa syukur. Di hadapan para peserta Musyawarah Nasional (Munas) Penyuluhan Kehutanan 2025, ia menerima piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kehutanan RI, Rohmat Marzuki, didampingi Kepala BP2SDM Kemenhut, Indra Exploitasia.
“Kami bersyukur atas penghargaan ini. Terima kasih kepada semua penyuluh kehutanan yang telah bekerja keras di lapangan. Insya Allah kami akan terus bekerja lebih cerdas dan inovatif demi kemajuan kehutanan di Sulteng,” kata Muhammad Neng usai menerima penghargaan, matanya memancarkan kebanggaan yang tak bisa disembunyikan.
Penghargaan ini bukan sekadar simbol. Ia menjadi pengakuan atas kerja panjang para penyuluh kehutanan di Sulawesi Tengah yang selama ini bertugas di pelosok, di antara hutan, lahan, dan masyarakat desa. Mereka yang seringkali tak terlihat, tapi menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian alam dan mendorong ekonomi rakyat berbasis hutan.
Wakil Menteri Kehutanan, Rohmat Marzuki, menegaskan pentingnya peran penyuluh kehutanan di era transformasi pembangunan saat ini.
“Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan sektor kehutanan. Kinerja baik mereka, bersama dukungan pemerintah daerah, menunjukkan sinergi nyata antara kebijakan pusat dan pelaksanaan di lapangan,” katanya dalam sambutan.
Tahun ini, Munas Penyuluhan Kehutanan 2025 mengusung tema “Transformasi Penyuluhan Kehutanan dalam Penguatan Ekonomi Masyarakat untuk Mendukung Pembangunan Kehutanan.”
Forum nasional tersebut diikuti 35 Kepala Dinas Kehutanan dari seluruh Indonesia, masing-masing membawa serta satu penyuluh terbaik dari provinsinya.
Para peserta membahas arah baru penyuluhan kehutanan, berbagi praktik terbaik, dan memperkuat kolaborasi antara penyuluh, kelompok tani hutan, hingga koperasi. Tujuannya jelas: menciptakan ekonomi masyarakat yang tumbuh seiring lestarinya hutan Indonesia.
Selain Sulawesi Tengah, sejumlah provinsi juga meraih penghargaan Penyelenggara Penyuluhan Kehutanan Terbaik Nasional, di antaranya Jawa Timur, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Banten, dan Kalimantan Timur.
Bagi Sulawesi Tengah, penghargaan ini menjadi semacam “bunga hasil panen” dari kerja kolektif yang konsisten. Di baliknya, ada dedikasi ratusan penyuluh kehutanan yang setiap hari hadir di tengah masyarakat—menanam, mengedukasi, dan menjaga agar hutan tetap memberi kehidupan bagi generasi yang akan datang.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari kerja yang lebih besar. Kami ingin Sulteng menjadi model penyuluhan kehutanan yang mandiri dan berdaya” tutup Muhamad Neng dengan nada optimistis. (*)
Editor: Ruslan Sangadji

Tinggalkan Balasan