PALU, KAIDAH.ID – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), telah merampungkan pelaksanaan Pleno Pertama yang menetapkan susunan pengurus baru hasil Musyawarah Daerah (Musda) XI.

Struktur kepengurusan yang kini berjumlah 144 orang ini menarik perhatian, karena memadukan energi generasi muda dengan pengalaman politisi senior yang memilih bergabung ke partai berlambang pohon beringin tersebut.

Wakil Ketua Bidang Informatika, Media dan Penggalangan Opini DPD Golkar Sulteng, Farid Djavar Nasar mengatakan, pleno ini menjadi langkah awal konsolidasi Golkar Sulteng, dalam menghadapi agenda politik mendatang di bawah kepemimpinan Ketua DPD, Mohammad Arus Abdul Karim.

Dia mengatakan, komposisi pengurus yang baru ini, menunjukkan komitmen Golkar Sulteng terhadap regenerasi kepemimpinan.

“Sedikitnya 17 kader muda dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan kalangan profesional, mendapat kepercayaan untuk menduduki posisi strategis,” kata Farid Djavar Nasar kepada kaidah.id, Kamis, 4 Desember 2025.

Di antara yang menonjol adalah Andi Ahmad dari HIPMI yang langsung diamanahkan sebagai Bendahara Umum. Selain itu, beberapa nama muda lainnya yang ikut memperkuat susunan pengurus ialah Akmal Rochadi (Lala), Dedy Wijaya, Blessy Mila Sari, dan Rizha Marchia.

Di luar wajah-wajah muda, katanya, Golkar Sulteng juga diperkuat dengan hadirnya politisi berpengalaman, yang kembali atau bergabung ke dalam struktur kepengurusan.

Mereka antara lain Taufik Burhan (Wakil Bupati Donggala) sebagai Wakil Ketua, Wijaya Chandra (Awi) sebagai Wakil Bendahara, Hamdan Rampadio sebagai Wakil Ketua, Trie Iriani Lamakampali sebagai unsur perwakilan Ketua, serta Iskandar Nontji sebagai Wakil Sekretaris.

“Kehadiran mereka dinilai dapat menambah amunisi politik bagi Golkar Sulteng,” ujarnya.

Wijaya Chandra menyampaikan rasa hormatnya dapat menjadi bagian dari Partai Golkar. Ia mengatakan, partai tersebut sebagai tempat berproses yang matang.

“Suatu kehormatan saya bisa gabung di Partai Golkar, dan saya sadar bahwa Partai Golkar adalah partai tua dan matang. Di sinilah kiprah politik yang saya pilih,” kata dia.

Sementara itu, Taufik Burhan menyebut langkahnya kembali sebagai bentuk pulang ke rumah. “Sebenarnya saya kembali ke rumah saya, karena saya dulu dibesarkan oleh Golkar,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh Hamdan Rampadio, yang memiliki rekam jejak panjang di Kota Palu. “Dulu saya Sekretaris Golkar Kota Palu,” kenangnya.

Farid mengatakan, dengan formasi besar berisi 144 orang, dan perpaduan antara darah muda serta politisi berpengalaman, DPD Partai Golkar Sulteng optimistis dapat mencapai target-target politik yang telah ditetapkan, baik di tingkat pusat maupun daerah. (*)

(Ruslan Sangadji)