PALU, KAIDAH.ID – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid berharap, Perayaan Natal Oikumene Tahun 2025, menjadi sumber berkat bagi kehidupan masyarakat serta mendorong pembangunan daerah menuju Sulawesi Tengah yang maju dan berkelanjutan atau Sulteng Nambaso.
“Hidup ini penuh dengan nilai. Jika nilai religius dijadikan landasan dalam kehidupan masyarakat, maka keberkahan akan hadir, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam pembangunan daerah,” kata Gubernur Anwar Hafid.
Harapan tersebut disampaikan Gubernur Anwar Hafid saat menghadiri Perayaan Natal Oikumene Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) dan Korpri Sulteng yang digelar di Palu, Selasa, 23 Desember 2025.
Ia menegaskan, nilai-nilai religius harus menjadi fondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lantaran itu, Pemprov Sulteng berkomitmen menjadikan nilai keagamaan, sebagai payung dalam seluruh aktivitas sosial dan pembangunan melalui program Berani Berkah.
Menurut Gubernur, kehidupan dan daerah yang diberkahi, ditandai dengan selalu adanya jalan keluar di tengah berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah. Namun kehidupan yang diberkati adalah ketika setiap masalah selalu disertai jalan keluar,” katanya.
Gubernur melanjutkan, pentingnya pemahaman agama yang luas, sebagai kunci terciptanya toleransi dan moderasi beragama di tengah keberagaman masyarakat Sulteng.
Menurutnya, semakin luas pemahaman seseorang terhadap ajaran agamanya, maka semakin terbuka dan moderat sikapnya dalam kehidupan sosial. Sebaliknya, pemahaman agama yang sempit berpotensi melahirkan sikap intoleran.
“Oleh karena itu, mari jadikan agama sebagai sarana pemersatu dalam membangun Sulteng. Dengan pemahaman yang luas, tidak ada perbedaan di antara manusia. Semua bersaudara di hadapan Tuhan. Inilah semangat yang harus kita rawat demi Sulteng yang damai dan diberkahi,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, panitia Perayaan Natal Oikumene Pemprov dan Korpri Sulteng juga menyerahkan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam di Pulau Sumatera. (*)
(Ruslan Sangadji)


Tinggalkan Balasan