JAKARTA, KAIDAH – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di pesisir Bunta, Sulawesi Tengah dan Bolaang di Sulawesi Utara agar sedapat mungkin menjauhi pantai, terkait terjadinya gempa dengan magnitudo 6,5 di Kabupaten Tojo Ununa, Sulawesi Tengah, Senin, 26 Juli 2021 malam.

 “Warga Bunta dan Bolaang tetap tenang, dan segera menjauhi pantai. Jangan terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” imbau Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan pers, Senin malam di Jakarta.

Ia meminta agar warga juga memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal, apakah cukup tahan dengan guncangan atau tidak ada kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.

“Sebelumkembali ke dalam rumah, periksa dulu apakah ada kerusakan bangunan atau tidak,” ujarnya.

Gempa dengan magnitudo 6,5 di Tojo Una-Una cukup kuat terasa oleh warga di Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Unauna,  dengan skala V-VI MMI. Getaran yang cukup kuat itu membuat warga panik dan  berlarian keluar.

Selain di Ampana, Bambang juga menyebutkan gempa dirasakan pula di Luwuk, Poso, Morowali dengan skala V MMI.

Warga  di wilayah Bolaang Mangondo (Bolmong) Selatan, Bolmong Timur, Kotamobagu, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Buol, Bone Bolango dan Pohuwato, dengan skala III-IV MMI. Getaran seperti itu, jika di siang hari cukup dirasakan oleh warga di dalam rumah.

Selain itu, getaran juga dirasakan warga di Tomohon, Manado, Ratahan, Bobong, Konawe Utara, Kolaka Utara, dan Masamba dengan skala II-III MMI. Getaran seperti itu nyata dirasakan di dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Kemudian di Mamuju Tengah, Polewali II MMI, beberapa orang mengaku benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,77° LS; 121,95° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 km arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 kilometer.  

“Dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi karena Sesar Lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan normal (Normal Fault ),” sebut Bambang. *