Satgas Madago Raya mengonfirmasi video tersebut adalah benar. Wakasatgas Humas Operasi Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono, kepada wartawan di Poso mengatakan, ajakan itu disampaikan Basri, seorang napiter Poso.
“Iya benar, video itu dari narapidana teroris Poso yang bernama saudara Basri alias Bagong alias Ayas alias Opa,” kata AKBP Bronto Budiyono.
Sebelumnya, Basri adalah salah seorang DPO teroris Poso. Tahun 2008 ia ditangkap dan divonis bersalah dengan hukuman 19 tahun penjara. Ia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Ampana, ibukota Kabupaten Tojo Unauna, Sulteng.
Pada 2013, Basri mendapat izin mengunjungi istrinya di Poso. Ia keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana dengan pengawalan petugas. Saat tiba di Poso, Basri bersama petugas Salat Jumat, namun ternyata ia melarikan diri dan bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang saat itu dipimpin Santoso.
Tiga tahun dalam pengejaran Satgas Tinombala ketika itu, Basri akhirnya menyerahkan diri pada 14 September 2016, dan kini sedang menjalani sisa masa tahanannya. Seiring perjalanan waktu, Basri mulai menyadari akan tindakannya yang bertentangan dengan hukum. Lantaran itu, Basri mengajak anggota MIT yang masih tersisa di hutan saat ini agar menyerahkan diri. *
Tinggalkan Balasan