INSIDEN Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, yang terlihat marah-marah saat berhadapan dengan pengunjuk rasa, sebetulnya bukan sesuatu yang baru.Suara Rusdy Mastura yang akrab disapa Kak Cudy itu memang Itu sudah seperti itu.

Sejak menjadi anggota DPRD Provinsi Sulteng, Ketua DPRD Kota Palu Wali Kot Palu dua periode, gaya Kak Cudy yang memang sudah seperti itu.Saya pernah didamprat, dimarah bahkan sampai diajak berkelahi oleh Kak Cudy, ketika syaa menjadi orator menolak pelaksanaan Kongres PDI Suryadi tempo itu.

Saat itu, Kak Cudy sebagai anggota DPRD Provinsi Sulteng menerima kami para pendemo yang menolak kongres tersebut.Saya sampai ketakutan juga, karena suaranya yang keras, penuh kemarahan. Pokoknya sangar kelihatannya.

Tapi setelah itu, semuanya selesai dan kembali seperti biasa lagi. Cair lagi dan selesai masalah. Pemandangan Kak Cudy marah-marah itu, sudah menjadi gayanya.

Saya percaya, Kak Cudy agak marah, karena mungkin melihat gestur orang yang seakan menantang, atau bahasa yang boleh jadi dianggap kurang sopan kepadanya.

Dan ternyata, memang Kak Cudy marah, karena seorang pendemo yang menatap tajam ke arah Kak Cudy. Pendemo itu bernama Ambo.

Gaya dan gestur Ambo memang sudah seperti itu. Bukan sesuatu yang disengaja atau dibuat-buat Memang ekspresi Ambo yang seorang petani itu sudah seperti itu. Sudah bawaan lahir. Tidak bisa diubah.

Ambo marah? Tentu tidak. Ambo sedang serius, dia sedang menikmati pertemuan dengan Gubernur Sulteng itu secara informal.

“Wajah saya memang sudah seperti ini kasian. Mau bagaimana lagi,” kata Ambo.

Tetapi, masalahnya sudah selesai. Gubernur sudah meminta maaf dan berjanji akan mengawal kasus para petani itu. Warga juga sudah memaklumi sikap Gubernur itu.

Tetapi, terlepas dari itu semua, Gubernur Cudy juga memang harus tetap diingatkan, agar lebih wise ketika menghadapi tekanan seperti para pendemo itu.

Gubernur tidak boleh lagi meledak-ledak seperti dalam video yang sudah viral tersebar itu.Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali sudah mengingatkan Gubernur Cudy agar lebih menahan diri. Itu juga menjadi contoh mengeritik dengan tidak menjatuhkan. Sikap Ahmad Ali itu patut diapresiasi.

Sedangkan orang lain, lebih memilih tak melakukan apa-apa, entah karena mau cari muka atau takut mengeritiik. Hanya Tuhan yang tahu itu.

Gaya Kak Cudy memang sudah seperti itu, tetapi Kak Cudy tak bisa dibiarkan terus-menerus memelihara gaya yang meledak-ledak. Silakan memegang prinsip, tetapi teruslah bisa menahan diri.

“Mereka rakyatmu, bukan musuhmu,” tulis Ahmad Ali di status Facebook. *