SIGI, KAIDAH.ID– Seorang ibu rumah tangga asal Desa Wiapore, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) berinsial AM (48 tahun) ditemukan tak bernyawa di rumahnya dengan kondisi mengenaskan. Saat peristiwa yang terjadi pada Rabu, 24 November 2021 malam itu, korban hanya berdua dengan cucunya yang berinisial OP (10 tahun).

Kapolsek Marawola, Iptu Abdul Aziz, membenarkan pembunuhan terhadap seroang perempuan di Desa Wiapore itu. Menurut Kapolsek, pihaknya telah melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan belum mengetahui pelaku pembunuhan tersebut.

“Hingga sekarang kami belum mengetahui pelakunya,” kata Kapolsek.

Kapolsek menjelaskan, pada malam peristiwa itu, seorang warga berinsial MP yang hendak buang air besar, lalu melewati rumah korban. Saat itu ia mendengar suara menangis dalam rumah.

“Naleimo balenggaku (sudah berdarah kepalaku). Begitu kalimat dari tangisan yang didengar MP,” sebut Kapolsek.

Mendengar suara itu, MP langsung masuk ke dalam rumah korban dan mendapati cucu korban telah bersimbah darah, sedangkan AM dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Kemudian MP berlari dari rumah korban untuk meminta bantuan warga setempat yang kebetulan sedang ada hajatan.

“Sekretaris Desa Wiapore yang juga datang ke lokasi kejadian, langsung menghubungi Polsek Marawola melaporkan adanya peristiwa itu,” kata Iptu Abdul Aziz.

Polisi langsung datang ke lokasi dan membawa kedua korban ke puskesmas, namun korban AM telah meninggal dunia.

Polisi telah melakukan olah TKP dan memeriksa beberapa orang saksi dari peristiwa tersebut. Pihak keluarga korban juga diminta untuk memercayakan pengungkapan kasus kepada pihak Kepolisian.

“Semoga kasus ini akan segera terungkap,” ujar Kapolsek Marawola.

Di tempat terpisah, Ny. Ramlah, seorang Tina Ngata (Perempuan Adat Kampung) mengatakan, korban adalah istri Kepala Desa Wiapore. Saat kejadian itu, korban hanya berdua bersama cucunya di rumah, sedangkan suaminya sedang berada di acara pesta di kampung tersebut.

Ny. Ramlah khawatir, kasus pembunuhan tersebut seperti yang terjadi di Desa Pantangolembah, Palolo beberapa waktu lalu, karena kondisi korban hampir mirip dengan kejadian di Pantangolembah itu.

Namun, Ny. Ramlah tak mau berspekulasi. Dia dan warga setempat menyerahkan kasus tersebut kepada polisi, dengan harapan pelakunya segera terungkap dan ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. *