Dalam pengusulan itu, katanya, banyak kendala yang dihadapi. Antara lain harus bisa menjelaskan tentang biografi Tombolotutu dan harus ada foto diri Tombolotutu.

“Saya tanya ke teman-teman, apakah Hasanuddin, Pattimura dan lain-lain punya foto? Ternyata hanya sketsa. Akhirnya kami menemukan seorang pelukis di Benteng Rotterdam Makassar, dan berhasil membuat sketsa wajah Tombolotutu. Itulah yang menjadi dasar kami mengusulkan gelar pahlawan,” jelas Lukman Nadjamuddin

Ini bukanlah usulan yang terakhir, tapi ada lagi tokoh-tokoh lainnya yang juga punya perjuangan yang besar terhadap bangsa dan negara.

Ketika diusulkan, tambahnya, juga membutuhkan waktu panjang, karena dikaji kembali oleh tim pemberian gelar pahlawan sampai verifikasi lapangan dan lain.

“Proses untuk sampai pada titik ini tidaklah mudah. Tapi karena kerja sama semua pihak, kita mendapatkannya. Tentunya bukan hanya ahli waris yang bangga, tapi menjadi kebanggaan bersama masyarakat Sulawesi Tengah,” sebut Wakil Rektor Untad itu.

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura mengatakan, Pahlawan Tombolotutu menjadi inspirasi bagi masyarakat Sulteng.

“Maka saya akan memasukan sejarah perjuangan Tombolotutu dalam kurikulum di sekolah-sekolah,” janji Gubernur Cudy, sapaan akrabnya.

Gubernur mengajak semua pihak untuk menggelar napak tilas perjalanan dan perjuangan Tombolotutu melawan penjajah Belanda.

“Nanti kita minta data dari Lukman Nadjamuddin, daerah mana saja yang dilewati oleh Tombolotutu saat itu, untuk kepentingan napak tilas nanti,” tandas Gubernur. (*)

Berikut foto-foto acara syukuran Gelar Pahlawan Nasional Tombolotutu:

ISTANA RAJA – Gubernur Rusdy Mastura disambut adat saat tiba di Istana Raja Moutong di Tinombo, Jumat, 26 November 2021 malam | Foto: ochan/kaidah