BANGGAI, KAIDAH.ID – Di Banggai, Sulawesi Tengah orang menyebutnya ikan pupu. Di Ternate dan Manado, lazim menyebutnya ikan fufu. Di Ambon, masyarakatnya lebih mengenal dengan nama ikan asar. Orang Banggai menyebut ikan pupu, karena dialeg mereka, menyebut huruf F dengan P. Maka fufu menjadi pupu.
Ikan pupu, atau ikan fufu atau ikan asar ini, adalah ikan cakalang segala ukuran atau ikan tuna yang dipanggang atau diasapi hingga berwarna kecoklatan. Di Desa Luok, Kecamatan Balantak, Kabupaten Banggai, masyarakat setempat juga punya usaha ikan fufu.
Ny. Arni Bimadu dan keluarganya di desa itu, adalah angota kelompok usaha kecil berbasis sumber daya ikan. Mereka dikenal sebagai pembuat ikan fufu. Selama ini, mereka berusaha sendiri, tetapi sekarang, mendapatkan pendampingan dari Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) atas dukungan Burung Indonesia serta Critical Ecosystem Partnership Fund di wilayah Kecamatan Balantak, Kabupaten Banggai.
Membuat ikan fufu tidaklah sulit. Cukup ikannya dibersihkan, kemudian menusuknya dengan menggunakan bambu yang sudah dibelah dan dibersihkan. Tetapi menusuknya dari mulut ikan. Di Banggai, warga menusuknya di bagian antara ekor dan perut ikan. Kemudian dipanggang atau diasapi di atas bara api. Biasanya orang menggunakan sabuk kelapa (gonofu dalam bahasa lokal) atau juga bara dari tempurung kelapa. Tetapi, memanggang ikan fufu dengan menggunakan bara tempurung kelapa, membuat rasa ikan lebih gurih dan enak.
Tinggalkan Balasan