PALU, KAIDAH.ID – Anggota DPR-RI, Anwar Hafid menegaskan, pengawasan terhadap aktivitas PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten di Morowali, harus dilakukan secara ketat, utamanya mengenai pengelolaan lingkungan.

“Pemerintah Provinsi Sulteng dan Kabupaten harus mengawasi secara ketat atas pengelolaan lingkungan akibat kegiatan pertambangan. Baik itu di Morowali maupun di Morowali Utara, termasuk PT IMIP,” kata anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah itu.

Pernyataan Anwar Hafid itu disampaikan, berkaitan dengan terjadi bencana banjir yang melanda kawasan PT IMIP di Desa Bahomakmur, Kabupaten Morowali pada 26 Juni 2022 lalu.

Video banjir tersebut tersebar di sejumlah group percakapan (WhatsApp).

Menurut Anwar Hafid, sudah berulang kali banjir melanda kawasan industri PT IMIP tersebut. Boleh jadi, jika tidak ditangani secara baik, banjir itu juga akan menerjang beberapa desa lainnya di Morowali dan Morowali Utara akibat aktivitas pertambangan yang massif.

Dalam catatan media ini, setiap tahun sejak 2018 banjir selalu melanda kawasan IMIP. Berikut catatan yang sempat terekam kaidah.id:

  1. Banjir pada Juni 2019, mengakibatkan seorang karyawan IMIP hilang terseret banjir dan empat buat jembatan permanen ambruk.
  2. Banjir pada Juni 2020, banjir yang terjadi pada 15 Juni 2020 tapi aktivitas di PT IMIP tetap berjalan seperti biasa. Hanya beberapa kendaraan berat yang terendam.
  3. Banjir pada 23 April 2022 di Desa Bahomakmur, mengakibatkan ratusan rumah warga terendam. Banjir itu terjadi karena tanggul kolam di kawasan IMIP yang sedang dalam proses pengerjaan, jebol.
  4. Banjir pada 26 Juni 2022 di Desa Fatufia dan Bahomakmur, mengakibatkan 500 kepala keluarga terdampak banjir. (*)