Ia menambahkan, muktamar memang tidak diberi kewenangan untuk memilih ketua utama, tetapi mengatur mekanisme penunjukan ketua utama juga dibenarkan, selama ketua utama terpilih setuju dengan mekanisme yang diatur dalam muktamar tersebut.
Misalnya di muktamar yang akan datang, akan ada dewan ketua utama. Ini misalnya. Dewan ketua utama ini terdiri dari dzuriat. Ketika ketua utama akan mengambil keputusan, itu didasarkan rapat dengan dewan ketua utama.
Sehingga keputusannya tidak lagi individu, tetapi kolektif kolegial, sehingga kesan like or dislike (suka atau tidak suka) sudah tidak ada,” jelas Prof Zen, sapaan akrabnya.
Prof Zen menilai, apa yang terjadi belakangan ini, khususnya oleh yang mengaku sebagai tokoh muda Alkhairaat yang mempersoalkan status ketua utama maupun ketua umum PB Alkhairaat, adalah dinamika di setiap muktamar.
Apalagi, kata Prof Zen, muktamar kali ini agak berbeda, karena tidak ada lagi ketua utama yang bisa menyelesaikan semua problem ketika terjadi perbedaan pandangan di Alkhairaat.
“Saya punya pandangan, Alkhairaat akan memasuki abad ke-2, yaitu 100 tahun kedua berdirinya, ditambah dengan kemajuan teknologi, pola pikir yang berubah serta makin banyaknya jumlah dzuriat Guru Tua. Tentu bisa saja ada pikiran-pikiran yang berkembang dan berbeda. Saya pikir keluarga besar Alkhairaat sudah dewasa,” katanya.
Ia juga meyakini tidak ada pembelahan-pembelahan dalam tubuh Alkhairaat. Ia optimis, perbedaan pandangan tersebut justru untuk tujuan bagaimana memajukan Alkhairaat. Tentunya dengan niat yang sama bagaimana Alkhairaat bisa maju.
“Cara kita bisa berbeda-beda, tetapi tujuan kita satu, yaitu melanjutkan khittah perjuangan Guru Tua. Jadi apa yang terjadi belakangan ini, saya melihatnya sebagai hal biasa, dinamika dalam setiap musyawarah,” nilai Prof Zen.
Ia berharap, sesudah muktamar nanti, semua kembali dengan niat ingin mengabdi dan melanjutkan perjuangan Habib Idrus bin Salim Aljufri.
“Nah, nilai-nilai inilah yang tidak dimiliki kebanyakan organisasi keagamaan lain di Indonesia. Hanya kita di Alkhairaat yang punya nilai-nilai seperti ini,” kata Prof Zainal Abidin.(*)


Tinggalkan Balasan