PALU, KAIDAH.ID – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah, mendorong warga agar mengonsumsi ikan air tawar dan cabai olahan, untuk menekan inflasi Sulteng yang meningkat di atas rata-rata inflasi nasional.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat di Palu, Rabu, 19 Oktober 2022 menjelaskan, tingginya inflasi Sulteng diakibatkan konsumsi masyarakat terhadap cabai non olahan dan ikan air laut yang sangat tinggi, sehingga jika masyarakat beralih mengonsumsi cabai olahan dan ikan air tawar, maka inflasi Sulteng dipastikan turun.
“Berdasarkan karakteristiknya, cabai olahan dapat disimpan dalam waktu lama oleh masyarakat. Penggunaan cabai olahan seperti cabai bubuk, diharapkan menjadi substitusi bagi cabai segar yang tidak dapat bertahan lama dan rentan terhadap naik turunnya pasokan,” jelasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, ikan air tawar menjadi potensi komoditas yang dapat didorong menjadi alternatif menu ikan yang sangat digemari oleh warga Sulteng.
Ikan air tawar berpeluang mengurangi tekanan inflasi, karena dapat dibudidayakan secara luas, sehingga ketergantungan terhadap faktor alam dapat lebih berkurang.
“Bukan berarti kita melakukan subtitusi konsumsi atau menghentikan konsumsi cabai segar dan ikan air laut, namun sebagai pelengkap konsumsi masyarakat,” ujarnya.
Dwiyanto mengatakan, Dwiyanto cabai bubuk dan ikan air tawar dapat menjadi variasi baru bagi menu masakan sehari-hari di rumah, yang saat ini masih sangat bergantung terhadap cabai segar dan ikan air laut.
“Dengan hadirnya variasi menu yang lebih beragam, hal tersebut dapat mengurangi tekanan inflasi dari sisi permintaan,” kata Dwiyanto.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga September 2022 tingkat inflasi gabungan di Sulteng mencapai 6,73 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau berada di atas rata-rata nasional sebesar 5,95 (yoy).
Angka tersebut mencerminkan tingginya kenaikan harga secara tahunan yang mayoritas didorong oleh komoditas langganan inflasi seperti cabai non olahan dan ikan air laut seperti ikan cakalang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah, Mohammad Arif Latjuba, menyatakan, kebutuhan ikan air tawar di Kota Palu sangat tinggi.
Hal itu menunjukkan tren positif minat masyarakat dalam mengkonsumsi ikan air tawar. Ia memperkirakan kebutuhan ikan air tawar di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 5 ton per hari. (*)
Tinggalkan Balasan