JAKARTA, KAIDAH.ID – Calon Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto pernah menempati posisi pertama sesuai hasil survei Kajian Politik Nasional (KPN). Elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu berada di angka 25 persen, terpaut lebih 3 persen dengan Ganjar Pranowo.

Sedangkan hasil survei dari lembaga Indikator Politik Indonesia yang terbaru, mengungkapkan adanya korelasi antara tren kenaikan tingkat kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan fenomena Prabowo Subianto sangat menarik, karena awalnya tidak ada korelasi apapun dengan approval rating Jokowi, tetapi kemudian tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi, malah berdampak langsung pada Ketua Umum Partai Gerindra itu.

“Pola itu mulai berubah di November dan Desember 2022,” kata Burhanuddin Muhtadi.

Pada November 2022, elektabilitas Prabowo berada di angka 23,9 persen. Saat itu tren kepuasan terhadap Jokowi juga sedang menurun dari 70,5 persen pada Oktober 2022 menjadi 66,2 pada November.

Elektabilitas Prabowo ikut meningkat di angka 26,7 persen seiring dengan kenaikan kepuasan terhadap Jokowi di angka 71,3 persen.

“Ketika approval rating Presiden turun, Pak Prabowo juga ikutan turun, ketika approval rating Pak Jokowi naik, elektabilitasnya juga ikutan naik,” ucap Burhanuddin.

Lantaran itu, Juru Bicara Partai Gerindra, Andre Rosiade optimistis Prabowo Subianto bisa menang pada Pilpres 2024 mendatang.

“Insya Allah Pak Prabowo akan menjadi Presiden 2024, setelah Pak Prabowo turun ke lapangan menyapa masyarakat,” kata Andre Rosiade dalam rilis (4 Januari 2023) yang diterima kaidah.id, 5 Januari 2023.

MINTA MAAF

Dalam beberapa bulan terakhir, Prabowo Subianto memang belum intens bertemu masyarakat. Kunjungan-kunjungan ke beberapa daerah, memang dilakukan tetapi dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI.

Dalam kunjungannya sebagai Menhan RI, Prabowo Subianto malah menghindari bertemu dengan kader partainya. Bahkan tidak mau dilayani oleh petinggi partainya di daerah.

“Kunjungan saya dalam kapasitas sebagai Menhan, bukan sebagai Ketua Partai Gerindra,” kata Prabowo Subianto.

Lantaran itu, beberapa kali Prabowo Subianto terpaksa meminta maaf kepada kader-kadernya, karena tidak menyapa saat kunjungan itu, meskipun para kader Partai Gerindra menjemput atau mengeluk-elukannya.

Permintaan maaf Prabowo Subianto itu pernah diunggah di akun media sosialnya pada 11 Desember 2022 lalu.

“Saya pada kesempatan ini ingin minta maaf kepada saudara saudara sekalian. Karena pada hari Kamis, 7 Desember, sewaktu saya melewati kantor DPC, dan kalian semua berdiri ramai ramai. Saya lihat para kader Partai Gerindra, saya tidak berhenti dan tidak keluar,” sebut Prabowo.

“Saya minta maaf dan ini adalah alasan saya. Saya sedang dalam suatu kendaraan konvoi yang memakai plat Kementerian Pertahanan,” kata Prabowo Subianto.

Pada saat itu, Prabowo Subianto dalam perjalanan menuju lokasi bencana di Cianjur, Jawa Barat.

“Saya datang ke Cianjur tadi pagi dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan RI untuk mengecek dan melihat kondisi para pengungsi. Jadi saya menjaga bahwa kunjungan kerja saya tidak akan disalahartikan, bahwa saya menggunakan kesempatan dan fasilitas pemerintah untuk urusan partai politik,” begitu penjelasan Prabowo Subianto. (*)