Di satu sisi, kata Yardin, pemenuhan hak publik untuk memperoleh informasi melalui karya jurnalistik yang berkualitas dan independen, tantangannya juga makin berat. Serangan terhadap jurnalis yang menjalankan fungsi kontrolnya masih terus terjadi di banyak tempat.

“Problem serius seperti ini masih terus terjadi dan memberi dampak pada usaha jurnalisme menyampaikan karya jurnalistik yang independen. Memang belum banyak yang kami bisa perbuat, tapi kami berusaha semampunya untuk melahirkan karya jurnalistik yang pro publik,” tutupnya.

AJI Kota Palu dideklarasikan oleh sekelompok jurnalis muda di Jalan Otista 76, Kota Palu, tepatnya di kediaman Maxi Wolor.

Sejarah AJI Kota Palu sendiri dimulai dari diedarkannya majalah “Independen” oleh aktivis mahasiswa yang tergabung di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) Palu pada 1996-1997. Majalah itu diterbitkan oleh SMID Indonesia yang ditulis oleh wartawan yang majalahnya dibredel.

Berikut urutan Ketua AJI Kota Palu mulai dari Muhammad Nur Korompot sebagai ketua pertama, kemudian diganti oleh Maxi Wolor, Jafar G Bua, Ruslan Sangadji/Aslan Laeho kemudian berganti sekretaris ke M. Ridwan Lapasere.

Selanjutnya, Amran Amier dengan sekretaris M Ridwan Lapasere, kemudian ketua berganti lagi ke M Ridwan Lapasere dan sekretaris Muh. Subarkah, seterusnya ketua betlralih ke Riski Maruto dengan sekretaris Muh Sharfin.

Setelah itu, ketua dipeganh oleh Muh Iqbal dan sekretaris Yardin Hasan, kemudian saat ini AJI Palu diketuai Yardin Hasan dan sekretaris Kartini Nainggolan. (*)