Sementara itu, Duta Besar RI di Ankara, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya sadar penugasan tersebut sangatlah berbahaya, karena badai salju dengan suhu sekitar 4 sampai 7 derajat, dan gempa susulan yang terus terjadi.

“Tetapi WNI kita membutuhkan bantuan dan negara harus hadir. Semoga berbekal pengalaman Tim Evakuasi Tahap I, perjalanan teman-teman yang bertugas akan lebih lancar,” harapnya.

KBRI Ankara saat ini sedang menyalurkan 1 kontainer bahan makanan (bantuan kemanusiaan tahap I) atas nama Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia di Turki, sambil menunggu bantuan berikutnya dari Pemerintah Indonesia.

Akses penyampaian bantuan sangat sulit, karena itu KBRI Ankara menyalurkan melalui lembaga bulan sabit merah Turki, Turk Kizilay di Gaziantep.

KBRI mengimbau penyaluran bantuan masyarakat Indonesia di Turki, agar melalui Turk Kizilay di kota masing-masing agar lebih efektif dan efisien.​​​

KLARIFIKASI

Sementara pula, pihak KBRI Ankara juga mengklarifikasi berita salah satu media di Indonesia, yang menyatakan 1 orang warga Sulawesi Selatan meninggal dunia akibat gempa di Turki.

KBRI telah mencoba menghubungi penulis berita di media tersebut, namun tidak dapat memperoleh informasi verified. Upaya telepon berkali-kali KBRI juga tidak mendapat jawaban.

Karenanya, KBRI tidak dapat memverifikasi kebenaran berita tersebut. Hingga saat ini, KBRI belum memperoleh informasi terkait WNI yang meninggal akibat gempa di Turki.

“KBRI Ankara terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan mitra setempat dalam upaya seperti pendataan bantuan, evakuasi warga, penyaluran bantuan, pendataan bantuan dan dukungan lainnya,” begitu bunyi klarifikasi yang disadur dari kemlu.go.id. (*)