TURKI, KAIDAH.ID – Hampir mirip dengan kejadian pascagempa di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan di Turki. Sama-sama terjadi penjarahan.
Sesaat setelah Kota Palu dilanda gempa, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018, marak terjadi penjarahan. Rumah warga yang ditinggalkan pemilik, toko hingga ATM tidak lolos dari aksi penjarahan.
Begitu juga yang terjadi di Turki. Warga juga menjarah rumah-rumah yang roboh , truk pengangkut bantuan, bahkan sampai tega menipu korban bencana melalui telepon.
Menurut polisi di Turki, paling tidak, penjarahan dan perampokan itu terjadi di delapan provinsi, yaitu di Kahramanmaras, Hatay, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Adana, Gaziantep, dan Sanliurfa.
Polisi Turki melapiorkan, telah menangkap setidaknya 98 orang pada Sabtu, 12 Februari 2023.
Menurut sumber keamanan, yang ingin tetap anonim “karena pembatasan media,” penyelidikan dilakukan terhadap setidaknya 42 tersangka di Provinsi Hatay selatan Turki, karena menjarah bangunan yang rusak.
Dalam penangkapan itu, polisi setempat menyita enam pucuk senjata, tiga pucuk senapan, perhiasan, kartu bank, $11.000 dan uang tunai 70.000 Lira Turki.
Selanjutnya, polisi juga menangkap dua orang lainnya. Mereka menyamar sebagai relawan, padahal berusaha menjarah enam truk berisi makanan, bantuan untuk korban bencana. Peristiwa itu juga terjadi di Provinsi Hatay.
Kemudian, kata polisi di Turki, pihaknya juga menangkap enam orang di Kota Istanbul. Mereka diduga menipu korban bencana di Gaziantep Selatan melalui telepon. Namun polisi tidak menyebut secara detail penipuan seperti apa.
Di wilayah lain di Turki, polisi berhasil menangkap puluhan orang, mereka adalah pelaku penjarahan dan perampokan di daerah yang parah terdampak gempa dahsyat.
KORBAN TEWAS
Sementara itu, kabar terkini mengenai korban tewas akibat gempa Turki dan Suriah menjadi 24.596 orang. Beberapa jam sebelumnya, otoritas setempat melaporkan korban meninggal dunia mencapai 24.178 orang.
Tinggalkan Balasan