INFORMASI HOAKS [hoax] banyak beredar di masyarakat melalui media sosial, terutama di facebook dan twitter.
Hoaks, kata itu berasal dari Bahasa Inggris, yaitu hoax. Artinya, informasi palsu.
Secara luas, makna hoaks adalah sebuah berita yang benar dan sesuai fakta, tetapi kemudian ada yang memanupulasi kebenarannya, mengubahnya menjadi bohong atau palsu.
Banyak kalangan sudah mengingatkan, informasi hoaks itu sangat berbahaya. Tetapi, ternyata masih banyak orang yang tidak bisa membedakan, mana informasi hoaks dan mana berita benar.
Pada artikel ini, kaidah perlu jelaskan, semua yang hoaks itu bukan berita, tetapi masih sebatas informasi, sehingga butuh verifikasi, butuh klarifikasi dan butuh mengecek kebenarannya sebelum mempercayainya. Caranya, cek informasi itu di media resmi atau media mainstream yang terpercaya, seperti kaidah.id.
Kalau dalam teori jurnalistik, mengecek kebenaran informasi itu, konfirmasi atau verifikasi fakta.
Bedanya apa? Sangat jelas perbedaannya. Informasi hoax itu adanya di media sosial seperti facebook dan twitter. Dari situ, kemudian orang menyalinnya, atau copy paste, dan mengirimkannya melalui aplikasi percakapan pribadi atau Whatsapp.
Penerima informasi itu, tanpa mengecek kebenarannya, langsung percaya dan mengirim lagi. Begitu seterusnya, sampai tertulis dikirim berkali-kali dan akhirnya viral.
Sadar atau tidak, banyak di antara kita yang melakukan itu. Padahal, menurut syariat agama Islam, hoaks itu perbuatan yang sangat merugikan. Tetapi, orang yang mengaku beragama, justru ikut menyebar hoaks.
Dalam perspektif agama Islam, menyebarkan berita bohong atau hoax, adalah perbuatan yang merugikan, dan bertentangan dengan ajaran agama. KarenaIslam sangat menekankan pentingnya kebenaran, keadilan, dan kejujuran.
Pada dasarnya, Islam mengajarkan umatnya untuk tidak menyebarkan informasi yang belum dipastikan kebenarannya. Sebab, menyebarkan informasi bohong atau palsu dapat menimbulkan fitnah, perpecahan, dan bahkan kerugian bagi orang lain.
Rasulullah dalam hadisnya menyatakan: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menyakiti saudaranya, atau mengecewakannya, atau membenci saudaranya. Ketaatan terhadap Islam adalah menyerahkan diri kepada kebenaran dan memerintahkan kebaikan” (HR. Bukhari-Muslim).
Oleh karena itu, dalam agama Islam, menyebarkan hoaks, merupakan perbuatan yang merusak hubungan antarsesama muslim.
Sebagai umat Islam, kita harus berusaha untuk selalu berpegang pada prinsip kebenaran, menghindari menyebarkan informasi bohong atau informasi palsu yang justru mendatangkan dosa.
BAGAIMANA SIKAP KITA
Sebagai penganut agama yang baik, perlu punya sikap ketika menerima informasi, yang kebenarannya masih meragukan.
Caranya adalah:
- Verifikasi informasi – Lakukan pengecekan dan verifikasi terlebih dahulu, sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi. Pastikan, informasi tersebut berasal dari sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Jangan langsung terpancing emosi – Jangan terpancing oleh emosi ketika menerima informasi yang kontroversial atau yang memicu emosi. Tunggu dan periksa dengan tenang, untuk menghindari penyebaran informasi yang salah.
- Laporkan berita hoax – Jika informasi tersebut terbukti palsu, laporkan keberadaannya dan beritahukan orang lain agar tidak terjebak pada informasi palsu yang sama.
- Edukasi orang lain – Beritahukan orang lain, tentang bahayanya menyebarkan informasi palsu, dan ajak mereka untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi.
- Bertindak sesuai dengan kebenaran – Sebagai muslim, kita harus berpegang pada prinsip kebenaran, dan tidak menyebarkan informasi yang belum pasti kebenarannya. Bertindak sesuai dengan kebenaran adalah wujud kepatuhan kita pada ajaran Islam
SOLUSI
Islam hadir dengan memberikan solusi atas setiap fenomena. Mengenai hoaks, Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan solusi yang jelas, melalui Al Quran surah Al Hujurat ayat 6:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
Wallahu a’lam bishawab!
Tinggalkan Balasan