PARIGI, KAIDAH.ID – Produksi beras di Sulawesi Tengah (Sulteng), sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Bahkan kita ikut membantu memenuhi kebutuhan pangan secara nasional,” kata Wakil Gubernur Sulteng Ma’mun Amir, saat panen raya padi di Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu, 11 Maret 2023 lalu.

Wagub menerangkan, pada 2022 lalu, Sulteng mengalami surplus beras 0,08 juta ton.

Dari jumlah tersebut, menempatkan daerah ini berada pada urutan ke 9 secara nasional surplus beras.

“Tapi kita berada di bawah Sumatera Barat yang mencapai surplus 0,13 juta ton beras. Begitu data dari BPS tahun 2022,” sebut Wagub.

Wagub menyampaikan terima kasih kepada petani, karena capaian tersebut, berkat kerja keras petani yang terus konsisten mengembangkan produktivitas mereka.

Kini, Pemprov Sulteng sedang melakukan intervensi melalui program indeks pertanaman 400 (IP400) atau empat kali panen dalam satu tahun.

Penerapan empat kali panen itu, ada di Kabupaten Parigi Moutong, Sigi, Donggala, Tolitoli dan Banggai.

“Lima daerah itu memiliki lahan sawah terluas di Sulteng,” ujar Wagub.

Berdasarkan data luas lahan di lima daerah itu, mencapai 32.600 hektare (23,27 persen), dari total 140.100 hektare luas lahan di Sulteng.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian RI merilis, produksi beras di Sulteng mengalami surplus 86.710 ton tahun 2022.

Setiap tahunnya, rata-rata surplus makanan pokok masyarakat itu mencapai 90 ribu hingga 100 ribu ton.

Saat ini, produktivitas pertanian padi Sulteng tercatat masih rendah, di angka 4,5 sampai 4,8 kuintal per hektare atau di bawah rata-rata nasional 5,2 sampai 5,4 kuintal per hektare.

Padahal, berdasarkan analisis tanah, potensi panen di daerah itu bisa mencapai 8,0 sampai 8,2 kuintal per hektare.

Dari data yang diterbitkan BPS menunjukkan produktivitas produksi beras Sulteng masih fluktuatif.

Produksi tahun 2020 misalnya tercatat 475.726 ton, naik di tahun 2021 menjadi 508.940 ton. Jumlah itu turun di tahun 2022 menjadi 450.548 ton. (*)