SEBENTAR LAGI, umat Islam akan menjalani Puasa Ramadhan. Menurut Muhammadiyah, awal Ramadhan pada 23 Maret 2023.

Sedangkan NU, setelah melalui sidang isbat terlebih dahulu, dengan hasil pemantauan hilal.

Tetapi, bagi NU, jika merujuk dari kalender Hijriyyah 1444, awal Ramadhan bertepatan antara tanggal 22 atau 23 Maret 2023.

Setiap Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia akan melaksanakan Shalat Tarawih.

Tetapi, tak semuanya sama dalam jumlah rakaat shalat tarawih. Ada yang 11 rakaat dan ada yang 23 rakaat. Itu sudah termasuk dengan Shalat Witir.

Lantas, kita harus memilih yang mana. Baca penjelasan dan landasan hukumnya.

Shalat tarawih 11 rakaat, berdasarkan pada beberapa hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Hadis pertama, yang artinya:

Aku berdiri di samping Rasulullah; kemudian Rasulullah meletakkan tangan kanannya di kepalaku dan beliau memagang telinga kananku, kemudian menelitinya.

Lalu Rasulullah shalat dua rakaat, kemudian dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, dan kemudian dua rakaat. Selanjutnya Rasulullah shalat witir, selanjutnya Rasulullah tiduran menyamping, sampai Bilal menyerukan adzan.

Maka bangunlah Rasulullah, dan shalat dua rakaat singkat-singkat, kemudian pergi melaksanakan Shalat Subuh,” (HR. Muslim).

Hadis yang kedua dari Abu Salamah:

“Diriwayatkan dari Abu Salamah Ibn ‘Abdul Rahman, bahwa Abu Salamah bertanya kepada Aisyah Radhiallah ‘Anha, bagaimana cara shalat Rasulullah di bulan Ramadhan?.

Aisyah menjawab: “Baik di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan, Rasulullah selalu melakukan shalat (malam) tidak lebih dari 11 rakaat.

Rasulullah melaksanakan shalat empat rakaat; dan jangan tanya tentang baik dan panjangnya shalat, yang beliau lakukan. Kemudian shalat lagi empat rakaat, dan jangan tanya tentang baik dan panjangnya shalat yang beliau lakukan. Lalu beliau shalat (witir) tiga rakaat,” (HR Bukhari).

Sedangkan Shalat Tarawih 23 rakaat,, landasan pelaksanaannya sebagai berikut:

Hadis pertama yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Bahwa Rasulullah shalat tarawih di bulan Ramadhan sendirian sebanyak 20 rakaat. (HR Baihaqi dan Thabrani).

Hadis kedua, yang diriwayat oleh Ibnu Hajar, “Rasulullah shalat bersama kaum muslimin sebanyak 20 rakaat di suatu malam Ramadhan.”

Sedangkan di zaman Khalifah Umar bin Khattab, pelaksanaan shalat tarawih dan witir 23 rakaat.

Sejarah itu tertulis dalam kitab al-Muwaththa’ Yazid bin Huzaifah yang berkata: “Kaum muslimin pada masa Umar bin Khattab, melakukan shalat tarawih (dan witir) di bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat.”

Nah, silakan kepada kaum muslimin. Mau memilih shalat tarawih 11 rakaat, atau 23 rakaat. Semuanya punya landasan hukum yang kuat berdasarkan Hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. (*)