PALU, KAIDAH.ID – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Akris Fatah Yunus mengatakan, lima rumah warga di Desa Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, rusak ringan akibat gempa dengan magnitudo 6,3 pada Sabtu, 9 September 2023.

Selain itu, BPBD juga mencatat 921 jiwa masyarakat masih mengungsi. Warga belum berani kembali ke rumah karena khawatir ada gempa susulan.

“Warga belum berani kembali ke rumah. Mereka masih trauma dengan peristiwa gempa yang menyebabkan tsunami dan likuefaksi seperti 2018 silam,” kata Akris.

Dia melaporkan perkembangan pasca gempa tersebut pada secara virtual melalui fasilitas di Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfo Santik) Sulteng, Ahad, 10 September 2023.

Hadir pada virtual dengan moderator Kadis Kominfosantik, Sudaryano R. Lamangkona tersebut, Kalakhar BPBD Sulteng melaporkan tidak ada korban jiwa akibat gempa. Pun halnya fasilitas umum lainnya tidak ada yang rusak.

BPBD Sulteng, kata Akris, juga telah melaporkan situasi pasca gempa kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.

“BNPB berjanji akan memberikan bantuan berdasarkan kebutuhan akibat gempa tersebut,” ucapnya.

Dia melanjutkan, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, juga terus memantau perkembangan situasi lapangan.

Gubernur, kata Akris, telah memerintahkan agar BPBD Sulteng, segera mengambil langkah-langkah operasional dan strategis untuk melakukan upaya penanggulangan kepada masyarakat yang terdampak langsung.

“BPBD Sulteng telah melaksanakan instruksi gubernur, Sejumlah tim kami sudah di lapangan untuk melakukan asesmen dan pendampungan,” jelas Akris.

Kalakhar BPBD Sulteng juga mengimbau, agar warga tidak mempercayai informasi dari sumber yang tidak bertanggung jawab terkait gempa tersebut.

“BMKG sudah merilis, gempa Sabtu malam itu tidak berpotensi tsunami walaupun tergolong gempa dangkal. Intensitas gempa juga menurun drastis pada magnitudo satu,” katanya. (*)