ROKET Hamas yang ditembakan ke Israel, bernama Qassam. Nama itu berasal dari sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam. Roket tersebut diproduksi setiap saat, tapi tidak menentukan jangkauan lesaknya. Diperkirakan hanya jarak pendek, tapi kemampuan roket ini, konon bisa menghancurkan iron dome milik Israel.
Dari beberapa laporan menyebutkan, roket jarak pendek Hamas itu, harganya diperkirakan pada kisaran US$300 sampai US$800 atau sekira Rp4,5 juta hingga Rp12 juta (kurs Rp15 ribu per dolar AS).
Pada serangan mengejutkan ke Israel, yang diberi nama sandi Operasi Badai Al Aqsha, pada Sabtu, 7 Oktober 2023, Hamas menembakan 5 ribu roket. Artinya biaya yang dikeluarkan sebesar antara Rp67,5 miliar hingga Rp180 miliar. (harga per roket Rp4,5 juta hingga Rp12 juta).
Pejuang Hamas juga punya roket jarak jauh. Tapi kaidah.id tidak menemukan banyak informasi publik tentang biaya roket jarak jauh tersebut. Tetapi ada beberapa jenis roket milik Hamas yang diketahui seperti R-160, M-302D, M302-B, J-80, M-75, Fajr-3, Fajr-5 dan generasi kedua M-75.
Namun, harga per roket itu dipastikan mencapai ribuan Dolar Amerika. Boleh jadi, harganya dua hingga tiga kali lipat dari roket jarak dekat.
Dan pastinya, harga roket bernama Qassam ini jauh lebih murah daripada biaya pencegat rudal dan roket, Iron Dome milik Israel, yang per unitnya berada di kisaran harga antara US$50.000 dan US$100.000.
Hamas disebut tak mampu membiayai produksi senjata pembakar yang mematikan itu dalam jumlah banyak. Tapi kabarnya, saat ini masih ada 14 ribu unit yang dimiliki Brigade Hamas.
Beberapa laporan menyebutkan, Iran menjadi salah satu negara yang membantu membiayai produksi roket tersebut.
Pasukan Al Quds (Korps Pengawal Revolusi Islam Iran) yang memasok persenjataan untuk Hamas. Bahkan, dengan hubungan diplomatiknya, telah dibangun pabrik senjata untuk Hamas di Sudan. (*)
Tinggalkan Balasan