PALU – Dua pasien positif korona, Kamis 2 Juli 2020, kabur dari Rumah Sakit Anutapura Palu dan Pondok perawatan di Asrama Haji Palu, Sulawesi Tengah. Salah seorang di antaranya dikabarkan telah kembali ke Makassar Sulawesi Selatan dengan menumpang bus.

Direktur Rumah Sakit Anutapura Palu, Dokter Herry Mulyadi kepada kaidah.id, Kamis siang membenarkan itu. Dia mengatakan, kedua pasien yang melarikan diri itu adalah Syahrir dan Rajab asal Sulawesi Selatan.

“Berdasarkan hasil swab kedua, Syahrir masih dinyatakan positif. Pun halnya Rajab yang sebelumnya dikarantina di Asrama Haji, sesuai hasil swab juga dinyatakan poisitif,” kata Dokter Herry Mulyadi.

Dia mengatakan, Syahrir yang berprofesi sebagai pekerja bangunan itu meninggalkan rumah sakit sudah yang kedua kalinya. Sebelumnya, pada 19 Juni 2020 lalu, yang bersangkutan juga kabur dari Rumah Sakit Anutapura Palu, karena alasan harus bekerja mencari uang untuk kebutuhan istrinya melahirkan di Takalar. Namun sehari setelahnya, berhasil ditemukan dan kembali menjalani perawatan di rumah sakit yang sama.

Tetapi Kamis 2 Juli 2020 ini, Syahrir kembali berulah. Dia pergi meninggalkan rumah sakit tanpa sepengetahuan petugas.

“Syahrir ini bikin imun saya menurun saja,” kata Dokter Hery Mulyadi.

Mengutip para petugas rumah sakit, Dokter Herry Mulyadi mengatakan, sebelumnya mereka menerima keluhan pasien tersebut, bahwa ia sudah bosan di rumah sakit dan ingin pulang ke kampungnya, karena istrinya mau melahirkan.

Tetapi, kata Dokter Herry, petugas terus memberi semangat kepada Syahrir, agar jalani perawatan sampai sembuh, karena hasil swab keduanya masih terkonfirmasi positif.

“Memang setiap pasien itu berbeda, ada yang cepat sembuh setelah dirawat dan ada pula yang butuh waktu lama untuk bisa sembuh. Tergantung kondisi pasien masing-masing,” katanya.

Sementara itu, Rajab yang sebelumnya dirawat di pondok perawatan Asrama Haji, Palu yang juga melarikan diri itu, dikabarkan telah meninggalkan Kota Palu dengan menumpang bus ke Makassar. Padahal, hasil pemeriksaan swabnya, dinyatakan positif dan harus dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Anutapura Palu.

“Memang setiap pasien itu berbeda, ada yang cepat sembuh setelah dirawat dan ada pula yang butuh waktu lama untuk bisa sembuh. Tergantung kondisi pasien masing-masing,” katanya.

Dokter Herry Mulyadi tidak bisa berbuat banyak karena ulah dua pasien tersebut. Dia hanya menyatakan akan terus mencari dan menyarankan agar kedua pasien ‘kepala batu” itu tetap menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan.

“Jangan bersentuhan dengan orang lain, tetap jaga jarak dan tetap menggunakan masker,” ujarnya.  *