PALU, KAIDAH.ID – Tiga lembaga tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), akan menggelar Shalat Istisqa pada Selasa, 7 November 2023, pukul 06.30 Wita.
Tiga lembaga tingkat Provinsi Sulteng tersebut adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI), PW Nahdlatul Ulama dan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.
Sekretaris Umum MUI Sulteng, Sofyan Thaha Bachmid menjelaskan, Shalat Istisqa sesuai dengan namanya, al-istisqa ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya).
“Para ulama Fiqh mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunnah muakkadah, yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah agar menurunkan air hujan,” katanya.
Menurut akademisi UIN Datokarama Palu itu, pihaknya mengundang umat Islam Shalat Istisqa, karena Sulteng termasuk wilayah yang sedang dilanda kekeringan, bahkan hingga membuat air di Danau Poso surut beberapa meter.
“Insya Allah dengan Shalat Istisqa, kita memohon Allah menurunkan air hujan di Sulteng,” ujarnya.
MUI Sulteng, PWNU dan UIN Datokarama menargetkan akan melibatkan 1 juta umat Islam se Sulteng untuk melaksanakan shalat meminta hujan tersebut.
“Oleh karena itu, kami mengundang gubernur, bupati, dan wali kota, para pejabat muslim serta ormas Islam untuk ikut berpartisipasi dalam shalat ini,” harapnya.
Mengenai waktu pelaksanaan pada pagi hari, Sofyan menjelaskan, berdasarkan Hadis Rasulullah, shalat tersebut dilaksanakan setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha.
Pengurus MW KAHMI Sulteng ini, kemudian menjelaskan tentang tata cara melaksanakan shalat meminta hujan yang dipraktikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu.
Tata caranya adalah sebagai berikut:
- Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
- Shalat Istisqa tanpa adzan dan iqamah, kemudian imam dan jamaah membaca niat niat salat istisqa’: أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى (Ushalli sunnatal istisqa mustaqbilal qiblati imaman [bagi imam], ma’muman [sebagai makmum] Lillahi Ta’ala).
- Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
- Pada tiap-tiap rakaatnya, imam membaca surat al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas, yang dapat didengarkan oleh makmum. Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
- Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri seperti shalat yang biasanya.
- Imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.
Demikian tata cara Shalat Istisqa. Semoga bermanfaat. (*)
Tinggalkan Balasan