SINGAPURA, KAIDAH.ID – Menko Marves Luhut B. Pandjaitan (LBP) bercerita panjang melalui akun instagramnya, mengenai keadaan dirinya dan kenapa harus berobat ke Singapura.

Dalam cuitannya, Menko LBP menulis:

Terhitung sudah hampir satu bulan lebih saya berada di Singapura untuk menjalani proses “recovery” tubuh, pasca sakit yang saya alami.

Saya menyadari, banyak pertanyaan yang muncul terkait mengapa saya tidak berobat di Indonesia, malah pergi ke Singapura. Sebenarnya, pengobatan saya dimulai di RS Medistra dan RSPAD Gatot Subroto, di mana saya mendapat tindakan medis awal.

Tawaran dari sahabat dan harapan keluarga, agar saya mendapat lingkungan yang memungkinkan pemulihan lebih optimal, kemudian membawa saya dirujuk ke Singapura.

Karenanya, pada hari-hari pertama di sini, praktis saya hanya ditemani tim dokter, ajudan, serta istri dan anak saya. Tidak ada tamu, tidak ada deringan ponsel yang bisa saya jawab, semua harus lewat tangan para ajudan, sebuah keputusan berlandaskan kasih yang mendalam.

“Papa, focus untuk pulih dahulu, sisanya bisa menunggu,” begitu ucapan istri dan anak saya.

Rupanya, menjalani pemulihan jauh dari rumah, adalah pilihan yang bijak, sebagaimana terlihat dari progress kondisi saya yang berangsur-angsur membaik sampai saat ini.

Sekarang, saya mulai diperkenankan memegang ponsel untuk sejenak menengok urusan kerja, meskipun belum sepenuhnya. Saya juga sudah mulai menerima kunjungan Presiden Jokowi, Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, para Menteri dan teman-teman terdekat.

Rasanya seperti mendapat tambahan energi dan semangat untuk pulih kembali.

Kalau saya ditanya, apa dorongan terbesar yang membuat saya bisa sembuh meski usia saya tidak muda lagi? Jawabannya ada dua hal. Pertama; karena sikap pantang menyerah yang saya pelajari semasa di Kopassus. Kedua; dan yang paling penting adalah kasih dan pertolongan Tuhan YME.

Ada pepatah mengatakan, kita tak akan pernah mengetahui arti sesuatu hal, sampai kita kehilangannya, dan saya mengamini hal ini. Kita tak akan pernah mengetahui nikmatnya hidup sehat sampai kita jatuh sakit.

Marilah selalu ingat dan waspada dalam setiap ucapan dan tindakan. Manusia seperti kita, hanyalah kepingan kecil di hadapan takdir dan kuasa Tuhan, maka dari itu kita tidak boleh menyombongkan diri.

Begitulah cara Menko LBP menceritakan kondisinya yang teranyar. (*)