Apakah Palu dan Sulawesi Tengah tidak bisa bangkit? Jawaban atas pertanyaan ini tergambar pada semangat keluarga besar KAHMI Sulteng menyiapkan diri sebagai tuan rumah Munas XI KAHMI yang akan berlangsung tahun ini.

Jika Palu dipercayakan melaksanakan Munas, Insya Allah KAHMI Sulteng yang didukung sepenuhnya oleh Gubernur dan para Kepala Daerah se-Sulteng akan bekerja secara serius, sungguh-sungguh dalam mempersiapkan acara serta melayani peserta dan para tamu secara optimal.

Palu tidak harus terus bersedih. Palu dengan filosofi “Tadulako” yang bermakna patriotik, kepahlawanan, pantang menyerah justru tidak ingin terus berada di belakang. Palu dan Sulawesi Tengah ingin menjadi “pemain” utama pada region ini.

Dengan pengalaman konflik dan bencana, justru Sulawesi Tengah menjadi lebih kuat. Saat ini walaupun infrastruktur masih ada yang belum terbangun kembali, tapi justru ekonomi terus tumbuh.

Allah Maha Adil. Di balik potensi bencana alam, Sulteng diberi anugerah yang luar biasa. Lihatlah bagian lain dari Palu atau Sulawesi Tengah. Pandanglah ke Morowali, daerah di bagian timur Provinsi Sulteng. Betapa seluruh Indonesia, bahkan pandangan dunia diarahkan ke sana.

Ada harta karun energi masa depan. Semua orang tahu, Morowali pusat mineral nikel terbesar yang akan menjadi penentu mobilitas manusia. Di utara Morowali terdapat cadangan gas alam yang sangat besar di Cekungan Donggi-Sonoro.

Kita semua bangga atas kekayaan alam itu. Namun hari ini yang kita saksikan, tidak banyak warga Bangsa termasuk KAHMI yang berperan sebagai penentu di situ. Justru sebaliknya tenaga kerja asing yang mempunyai keahlian justru yang mendominasi. Di masa depan, ini tidak boleh terjadi. Bangsa Indonesia khususnya warga KAHMI harus merebut peluang dan mengatasi tantangan itu.

Untuk menjadi penentu masa depan itu, marilah ke Sulteng, karena Sulteng adalah episentrum dalam permainan global pada sektor energi masa depan.