MEMBANGUN DESA

Peraih Nobel ekonomi 1998, Amartya Sen, menyampaikan komentar sesaat setelah menerima hadiah itu. Menurut Sen, pembangunan ekonomi mestinya memberi manfaat bagi desa-desa miskin. Pembangunan ekonomi itu tidak bermakna apapun, tanpa mampu menyediakan ‘jaring pengaman’ bagi desa-desa miskin’. Dengan meminjam pendapat Amartya Sen itu, membangun desa sebagai keniscayaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama kaum miskin di desa. Oleh karenanya, pembangunan desa harus dimaknai sebagai amanah untuk membawa masyarakat terbang meraih ‘hidup sejahtera’. Masyarakat mestinya memiliki pendapatan dan pekerjaan yang layak.

Pertanyaan retoriknya, bagaimana membangun desa saat pandemi ini? Bagaimana membangkitkan aktivitas ekonomi masyarakat? Sewajarnya, merumuskan strategi dan kebijakan membangun desa di era new normal. Implementasi new normal yang berlandas pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Aspek itu saling berkaitan dalam menumbuhkan, atau menglincirkan ekonomi masyarakat desa. Terlebih situasi dan kondisi yang belum pulih, karena pandemi belum berakhirnya. Di sisi lain, semua pihak ‘terpaksa’ harus tetap beraktivitas dan mobilitas tak berhenti. Oleh karena itu, penerapan konsep new normal di tingkat desa, bukan sekedar suatu tatanan kehidupan baru. Namun, new normal sebagai jembatan peradaban baru.

Konsep new normal mendorong kita semua harus melakukan  perubahan sikap, perubahan perilaku, hingga perubahan budaya. New normal, menjadi ‘motor baru’ perubahan pola hidup masyarakat desa, agar taat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Padahal, selama ini sikap ‘acuh tak acuh’ dengan protokol kesehatan. Gaya dan perilaku sehat tidak boleh sekedar jargon, apalagi sampai alpa.

Pada akhirnya, kita membutuhakn solusi mencegah penyebaran pandemi ini. Selintas dengan dengan itu, pemerintah sudah menggelontorkan dana Rp2,8 triliun. Dana ini juga ditunjang dengan keterlibatan para relawan membantu. Fokus dari semuanya, demi memutus mata rantai Covid-19.  Dengan upaya ini, diharapkan  ratusan ribu warga desa yang rentan terhindar dari virus.

Protokol new normal, ‘tetap sehat’ dan ‘tetap produktif’ memaksa kita, untuk menemukan strategi atau kebijakan tepat. Oleh karenanya, ekonomi desa harus tetap bergerak melalui sektor-sektor penting. Perhatian khusus harus diberikan pada Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Sektor-sektor ekonomi ini menjadi pilihan pertama yang harus bergerak kembali. Dengan menggerakan sektor-sektor ini, sekaligus memicu aktivitas masyarakat desa bergulir kembali.  Karena itu tepat kiranya, Pemerintah memberikan dukungan yang cukup besar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mengembangkan usaha-usaha yang potensial dan berbasis ekonomi desa. Bahkan, pemerintah tak ragu mengucurkan Kredit Usaha Rakyat,  khusus Sektor Pertanian sebesar Rp50 triliun.

Tentu saja selain menjaga aktivitas ekonomi itu, penting kiranya untuk mendorong daya beli masyarakat miskin desa, agar tidak makin terpuruk. Langkah antisipasi seperti Pemerintah menyalurkan bantuan tunai sebesar Rp3,9 triliun dapat mengungkit daya beli. Bantuan ini diterima sedikitnya Rp6,5 juta keluarga miskin di perdesaan (Kementerian PDTT, 2020).

Alokasi anggaran itu, tidak akan dapat bertahan lama untuk memenuhi kebutuhan hidup , jika roda ekonomi desa tetap tak jalan. Oleh karena, pandemi Covid-19 membuat ekonomi sulit bergerak, kalau pun berjalan, jalannya masih terseok-seok.

Pilihan new normal,  boleh jadi sebagai exit strategy membangkitkan dan menumbuhkan ekonomi desa. Sejumlah temuan empiris membuktikan, ekonomi desa memegang peran penting menghasilkan lapangan pekerjaan produktif, dan berkontribusi bagi pembangunan. Kontribusi penting ekonomi desa, mampu menurunkan kemiskinan, terutama di negara-negara miskin. Tumbuhnya ekonomi desa menjadi kunci untuk mengurangi kemiskinan.

Tumbuhnya ekonomi desa berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat. Dengan fakta empiris ini, tidaklah berlebihan menempatkan prioritas pertumbuhan ekonomi desa menjadi agenda pembangunan berkelanjutan atau SDGs 2030. Pembangunan ekonomi desa memberi perhatian  besar, pada sektor pertanian dan keamanan pangan.

Betapa pentingnya peran pembangunan desa, sehingga menjadi agenda penting organisasi buruh internasional (ILO) sejak tahun 1919. Penguatan pembangunan desa selalu menjadi tema sentral konferensi ILO. Pembangunan desa menjadi mandat utama. Semoga implementasi new normal dapat ‘menyelamatkan’ dan ‘membangkitkan’ desa-desa segara keluar dari status ‘kantong-kantong’ kemiskinan.

*) Akademisi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako