MAKASSAR, KAIDAH.ID – Para alumni SMA Kelas Khusus BPG Makassar dari angkatan 1990 hingga 2009 berkumpul dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) yang berlangsung pada Ahad, 26 Januari 2025 di halaman Kantor LPMP Sulawesi Selatan, Jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar. Acara ini menjadi ajang mempererat tali persaudaraan dan mengenang masa-masa sekolah dengan penuh kehangatan dan antusiasme.
SMA Kelas Khusus BPG, adalah program unggulan yang digagas oleh Kanwil Depdikbud sejak tahun 1990 hingga 2009. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas akademik siswa dari berbagai SMA di Sulawesi Selatan, baik dari jurusan IPA maupun IPS, agar mampu bersaing dengan sekolah-sekolah di luar provinsi.
“Kami bersyukur pernah menjadi bagian dari program ini yang telah membentuk kami menjadi pribadi yang berdaya saing tinggi,” kata Cherly Trisna Ilyas, salah seorang alumni yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu, Hubungan dan Partisipasi Masyarakat di Sekretariat KPU Provinsi Sulawesi Tengah di Palu.
Silatnas ini dihadiri oleh ratusan alumni dari berbagai daerah di Indonesia. Beragam kegiatan digelar untuk mempererat tali silaturahmi, seperti jalan santai, permainan edukatif Ranking 1, pembagian doorprize, hingga sesi nostalgia antaralumni.
“Silatnas ini benar-benar menjadi momen berharga untuk kembali bertemu dengan sahabat lama dan berbagi pengalaman setelah sekian tahun,” katanya.
Puncak acara ditandai dengan pemilihan Ketua Ikatan Alumni (IKA) pertama, yang akhirnya mempercayakan Efendi, seorang pejabat Inspektorat di Kejaksaan Agung RI, sebagai nakhoda organisasi ini.
“Saya merasa terhormat atas amanah ini, dan berkomitmen untuk membawa IKA SMA Kelas Khusus BPG, menjadi wadah yang bermanfaat bagi semua alumni,” kata Efendi.
Kegiatan Silatnas diakhiri dengan Gala Dinner yang berlangsung di salah satu hotel di Makassar. Pada kesempatan ini, para alumni mengadakan program spesial bertajuk “Aksi Emas untuk Guru,” sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan kepada para guru yang telah berjasa dalam mendidik mereka.
“Tanpa bimbingan guru-guru kami, kami tidak akan berada di posisi seperti sekarang ini,” kata Efendi.
Silatnas ini tidak hanya menjadi ajang temu kangen, tetapi juga momentum untuk memperkuat solidaritas dan jaringan profesional antaralumni yang kini tersebar di berbagai sektor dan wilayah. (*)
(Ruslan Sangadji)
Tinggalkan Balasan