PALU, KAIDAH.ID – Relawan Orang dan Alam (ROA) Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu- Minggu, 20-21 November 2021 menggelar pameran dan promosi produk hasil hutan bukan kayu di Taman Gor Palu. Sejumlah hasil olahan seperti rotan, kopi dan berbagai produk lainnya dipamerkan di tempat itu.

Direktur ROA Sulteng, Mohammad Subarkah mengatakan, pameran dan promosi produk hasil hutan bukan kayu itu, didukung Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Sulawesi bekerjasama dengan Forest Programme III, Jerman.

Kerajinan anyaman rotan dari berbagai Kelompok Usaha Perempuan Mpolenda Mpandiri dari Kecamatan Lore Peore dan  Kelompok Usaha Perempuan Madonde Desa Tomehip, Kecamatan Lore Barat di Kabupaten Poso, berbagai jenis kopi biji dan bubuk, berbagai jenis makanan ringan olahan  dari Lemba Napu, Poso dan Kabupaten Sigi semuanya dipamerkan di acara tersebut.

Total nilai transaksi pada pameran yang digelar secara sederhana ini mencapai Rp13.6 juta. Nilai transaksi itu tercatat pada hari pertama mencapai Rp5.350.000 dan pada penutupan Ahad, 21 November 2021 Rp8.250.000.

Pimpinan Konsultan Forest Programme III, Jerman, Bernd Unger yang mendukung pameran dan promosi itu mengatakan, pameran dan promosi produk hasil hutan bukan kayu itu adalah kick off dari sejumlah acara yang didukung Forest Programme III.

Menurut Unger, potensi hasil hutan bukan kayu sangat besar untuk menunjang ekonomi masyarakat desa sesuai potensi masing-masing.

“Kami melihat potensi hasil hutan seperti madu, kopi dan lain-lain yang ada di desa sekitar wilayah Lore Lindu itu sangat besar potensinya, jadi kami membantu masyarakat untuk mengolahnya, karena itu  ramah lingkungan dan  dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Unger.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Richard Arnaldo mengatakan, pameran dan promosi produk hasil hutan bukan kayu ini sangat positif, untuk mendorong peningkatan ekonomi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Sulteng melalui produksi hasil hutan bukan kayu.

“Ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat terlebih di situasi pandemi Covid-19,” ujarnya.

Menurut Richard, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah saat ini sedang mendorong agar semua produk pangan dan non pangan dapat menggunakan logo Cagar Biosfer Lore Lindu, karena itu yang akan memberikan nilai tambah dari hasil produk IKM, yang bersumber dari hasil hutan wilayah Cagar Alam Lore Lindu.

“Pemerintah daerah mendukung salah satunya dengan mendorong verifikasi penggunaan logo Cagar Biosfer Lore Lindu pada produk IKM pangan maupun non pangan,” terangnya.

Penggunaan logo Cagar Biosfer Lore Lindu itu, dapat memberikan nilai tambah dalam memasarkan produk pangan maupun non pangan dan lebih dikenal di kancah nasional maupun internasional.

“Hanya dengan melihat logo, konsumen langsung paham bahwa produk tersebut berasal dari Sulawesi Tengah, ramah lingkungan, menggunakan bahan baku berkesinambungan, ekofriendly,  dan lain-lain. Itulah salah bentuk perhatian pemerintah untuk memberikan nilai tambah produk IKM,” kata Richard Arnaldo.

Berikut foto-foto suasana Pameran dan Promosi Produk Hasil Hutan Bukan Kayu yang dilaksanakan ROA Sulteng:

PAMERAN – Pimpinan Konsultan Forest Programe III, Bernd Unger saat melihat produk hasil hutan bukan kayu di Taman Got Palu, 20 November 2021 | Foto: Ochan/Kaidah
PENGUNJUNG – By. Lisa Herlita, salah seorang pengunjung pameran dan promosi hasil hutan bukan kayu di Taman Gor Palu | Foto: Ochan/Kaidah
PAMERAN – Pimpinan Konsultan Forest Programe III, Bernd Unger saat melihat produk hasil hutan bukan kayu di Taman Got Palu, 20 November 2021 | Foto: Ochan/Kaidah
DUKUNG PRODUK – Kepala Dinas Perindagkop Provinsi Sulteng membubuhi tanda tangan dukungan terhadap produk hasil hutan bukan kayu | Foto: Ochan/Kaidah
UNGER – Bernd Unger, pimpinan Konsultan Forest Programe III memberikan tanda tangan dukungan terhadap produk hasil hutan bukan kayu dari Sulteng | Foto : Ochan/Kaidah