PALU, KAIDAH.ID – Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) Palu, salah satu lembaga yang konsern terhadap pengembangan usaha komunitas, resmi mendirikan sebuah badan usaha yang dinamakan ROA eStore sejak 2019 lalu.
Pendirian badan usaha ROA Estore itu, sebagai upaya membangun kembali semangat berusaha komunitas masyarakat yang terdampak bencana 28 September 2018 lalu.
Direktur ROA Mochammad Subarkah, mengatakan inisiasi membangun usaha ROA eStore merupakan salah satu langkah membantu komunitas usaha yang berada di desa dampingan. Komunitas itu membutuhkan sebuah gerai yang dapat membantu mempromosikan produk mereka, sekaligus memasarkannya.
“Gerai ini, salah satu jawaban untuk turut membantu komunitas dampingan, menjadi solusi bagi masalah dan hambatan yang kerap mereka alami. Ini merupakan bagian dari upaya tanggap terhadap masukan dari komunitas dampingan ROA,” jelas Subarkah.
Gerai tersebut telah menampung beberapa produk, di antaranya seluruh olahan kelapa seperti minyak kelapa, minyak kelapa murni atau biasa dikenal dengan sebutan virgin coconut oil, cocopeat dan cocofiber termasuk sabun berbahan baku minyak kelapa murni, serta ampas kelapa sebagai salah satu bahan untuk pakan ternak.
Selain olahan kelapa dan turunannya, juga tersedia produkk kerajinan berbahan baku rotan, kakao dan kopi yang dapat dinikmati di kedai kopi serta minuman herbal.
“Walau masih dalam skala kecil, tapi ROA eStore berusaha menghadirkan produk-produk komunitas yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sebagai komitmen mewujudkan ekonomi hijau,”kata Subarkah yang karib disapa Abal itu.
Toko Online yang berbadan hukum CV itu, telah memiliki pengalaman dalam mendorong pelaku-pelaku usaha kecil, untuk mengembangkan usaha mereka dan membangun jejaring ekonomi di level komunitas dampingan.
Direktur ROA eStore Buhana, menerangkan, untuk memperkenalkan kepada masyarakat yang lebih luas, ia telah menyiapkan sebuah website roaestore.com sehingga memudahkan calon konsumen melihat produk secara online dan melakukan transaksi secara non tunai.
”Kami telah memanfaatkan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) untuk bertransaksi, dan menyediakan beberapa layanan dengan menjalin kerja sama dengan nasabah salah satu bank di Kota Palu,” ujarnya.
“Kami juga sebagai agen, yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online, menggunakan fitur EDC miniATM dengan konsep sharing fee,” tambah Buhana.
Menurutnya, berdasarkan laporan perekonomian Bank Indonesia Sulawesi Tengah (Sulteng), dari sisi jumlah pengguna QRIS, memperlihatkan peningkatan yang sangat signifikan.
Pada Juni 2023, pengguna QRIS mencapai 166.738 pengguna atau mengalami peningkatan hingga 65,8% dengan volume transaksi QRIS di Sulteng pada triwulan II 2023 dengan total transaksi mencapai 1.324.730.
“Berdasarkan kategori jenis usaha, peningkatan implementasi QRIS masih didorong oleh pelaku usaha mikro yang mencapai 114.989 merchant atau 74,4% dari total merchant, sedangkan usaha kecil sebanyak 29.019 merchant,” ungkap Buhana mengutip laporan Perekonomian Bank Indonesia Sulteng. (*)
Tinggalkan Balasan