MATARAM, KAIDAH.ID – Survei Presisi menemukan, elektabilitas pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Nusa Tenggara Barat (NTB) atau di Pulau Lombok, kalah jauh dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Berdasarkan hasil survei dari Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) yang dilakukan pada 25 Oktober-8 November 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud hanya 12,30 persen. Sedangkan tingkat keterpilihan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, cuma berada di angka 22 persen.

“Kemudian tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran mencapai 42,70 persen,” sebut Darwan, Direktur Presisi, Jumat, 17 November 2023.

Kemudian pemilih mengambang atau swing voters di Pulau Lombok, kata Darwan, mencapai 23 persen.

Survei itu, katanya, menggunakan metode sampling-acak bertingkat (multistage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Adapun sebaran 880 responden di lima kabupaten/kota di NTB, dengan margin of error sebesar +/- 3 persen

Direktur Presisi mengungkap sejumlah alasan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Pulau Lombok sangat merosot, meskipun TGB Zainul Majdi adalah tokoh NTB yang menjadi wakil tim pemenangan Ganjar-Mahfud.

Darwan mengaku, pengaruh TGB memang belum signifikan ke Ganjar-Mahfud di Pulau Lombok, meskipun itu merupakan kampung halaman TGB.

Dia bilang, TGB memang belum intens menggarap Pulau Lombok untuk pemenangan Ganjar-Mahfud.

“TGB lebih rutin melakukan safari politik pemenangan Ganjar-Mahfud di luar NTB,” katanya menduga.

Dia menerangkan angka elektabilitas 12 persen milik Ganjar-Mahfud tidak hanya ditopang TGB dan jamaahnya, tetapi juga ada pemilih militan PDIP.

Sedangkan tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran di Pulau Lombok, karena pemilih Prabowo ketika survei dilakukan, relatif tidak bergeser dari pilihannya pada 2019.

“42,70 persen itu adalah pemilih loyalis Prabowo,” ujarnya.

Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran di Pulau Lombok, kata dia, juga dibuktikan dengan masifnya sosialisasi lewat atribut, baliho atau alat peraga kampanye lainnya.

Kemudian Anies-Muhaimin, berada di posisi kedua, lantaran selama ini dicitrakan sebagai capres-cawapres yang religius.

Citra itulah yang membuat pemilih di Pulau Lombok cenderung memilih Anies-Muhaimin, karena memang kulutur pemilih di pulau itu lebih cenderung agamis.

“Tapi secara umum, semua kandididat punya potensi yang sama untuk masih melakukan endorsement menarik simpati publik, menaikkan elektabilitas,” ujarnya.

Terkait dengan pemilih Jokowi, menurut hasil survei Presisi, mayoritas mengalihkan dukungan mereka kepada Anies-Muhaimin.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), resmi mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2024.

“Pada kesempatan yang mulia ini, saya Ketua Umum PBNW mengintruksikan kepada 35 pengurus wilayah di seluruh Indonesia, abituren, simpatisan, seluruh santri, santriwati dan seluruh jamaah NW, untuk sama-sama menenangkan pasangan Prabowo-Gibran,” perintah Tuan Guru Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani.

“Siapa pun pun dia. Mari kita ikuti perintah organisasi, sami’na wa atha’na. Tak perlu bertanya lagi, kenapa kita memilih Prabowo-Gibran,” tegasnya.

Dukungan itu disampaikan dalam sebuah deklarasi yang berlangsung di Lapangan Anjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada Ahad, 29 Oktober 2023 lalu dan dihadiri belasan ribu santri. (*)