Sebagai suatu gejala kemanusiaan (realitas sosial), katanya, setiap agama bersifat ambivalen. Artinya, agama memiliki peran ganda dalam percaturan dunia ini.

“Agama bisa menjadi pelopor atas terbentuknya perdamaian di dunia, namun di sisi lain agama juga sangat rentan menjadi api penyulut bagi terjadinya konflik yang seringkali mengatasnamakan agama,” katanya mengutip Hans Kung.

Agama, menurut Prof Zainal, seringkali mendapat penilaian negatif dalam pandangan global. Kebenaran dan kearifan universal yang diusung oleh beberapa tokoh, pun dirasa kurang mampu, untuk mengentaskan masalah yang amat fundamental terhadap agama itu sendiri.

“Nah, kekuatan umat manusia yang mayoritas beragama ini sebenarnya memiliki andil yang besar dalam perdamaian dunia. Namun kerap kali agama masuk dalam ranah kepentingan diplomatis yang syarat akan nilai-nilai politis di dalamnya,” jelas Prof. Zainal Abidin.

PENTINGNYA PERDAMAIAN

Prof Zainal menerangkan, perdamaian merupakan ciri utama dari setiap ajaran agama. Bentuk perdamain inilah yang sudah semestinya teraktualisasikan dalam suatu pergerakan yang nyata.