Para konten kreator dan jurnalis diajak masuk ke dalam greenhouse, melihat dari dekat buah melon. Polybag berisi cocopeat menjadi media tanam dari ratusan pohon melon itu. Di dalamnya bergelantungan ratusan buah melon berwarna kuning siap panen. Meski ada beberapa buah yang masih kecil.

“Silakan ambil per buah per orang,” kata Nilam Sari mempersilakan tamu-tamunya.

“Pilih, lihat baik-baik. Kalau ujung batangnya yang menempel di buah itu sudah berwarna kuning kemerahan, itu berarti sudah matang dan boleh petik. Pakai pisau atau gunting,” jelas Nilam Sari yang memang latar pendidikannya adalah pertanian.

Mochammad Denda Muharom, pengelola greenhouse menjelaskan, rasa buah melon di tempat ini lebih manis dari yang biasanya. Itu karena suhu yang memang panas sehingga proses fotosintesis lebih sempurna.

Mochammad Denda Muharom | Foto: ochan/kaidah

“Di sini melonnya lebih manis, berbeda dengan yang ada di Jawa Barat yang memang daerah dingin, sehingga melon di Jawa tak semanis di Loru,” kata Denda Muharom yang memang didatangkan khusus dari Purwakarta, Jawa Barat untuk mengelola greenhouse itu.

Dia menerangkan, buah melon yang ditanam di greenhouse Loru itu siap panen pada 75 hari, setelah proses pindah tanam dari penyemaian. Dalam satu pohon, isinya dua buah melon.

“Di dalam 20 greenhouse itu, ada 800 pohon melon. Itu berarti menghasilkan 1600 buah melon,” sebutnya.

Per buah melon, kata dia, beratnya antara 1,5 kilogram hingga 2,6 kilogram, yang dijual seharga Rp35 ribu per kilogram (jika dibeli langsung di greenhouse), sampai Rp40 ribu per kilogram jika sudah dibawa ke supermarket.

Banyak varietas melon di greenhouse milik keluarga Ahmad Ali itu. Mulai dari varietas Intanon, Sweet Net9, Sagami, Fujisawa, Wakatobi, Hamiqua, Golden Prize, White Japan hingga Hanideo.

Sejauh ini, baru satu greenhouse yang panen perdana pada 1 Juni 20224 lalu. Sekali panen dalam satu greenhouse itu sebanyak 1 ton.

“Kita bisa enam kali panen dalam satu greenhouse. Target panen berikutnya nanti sebanyak 3 ton,” kata dia, sembari menambahkan, mereka harus menjaga kontinuitas panen, untuk memenuhi permintaan pasar.

Semua buah melon itu memang sudah punya pasar sendiri. Di Palu, dijual ke Swalayan Grand Hero di Jalan Basuki Rahmat, dan di Bumi Nyiur Swalayan.

“Kita sudah kontrak dengan Makassar. Melon dari sini akan dikirim ke penampungan di Makassar untuk pasar setempat dan dikirim ke Jawa,” kata Dena Muharom.

Anda mau petik melon dan langsung dimakan di tempat? Yuk! mari jalan-jalan greenhouse milik keluarga Ahmad Ali di Desa Loru, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. (*)

Editor: Ruslan Sangadji

Disclaimer: Tulisan feature ini adalah advertorial atau iklan berbayar