JAKARTA, KAIDAH.ID – Bahlil Lahadalia, telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2024-2029. Dalam pidatonya, dia menegaskan, tidak punya kepentingan apa-apa secara pribadi, kecuali menjadikan Golkar lebih baik lagi.
“Saya tidak punya kepentingan apa-apa secara pribadi. Kepentingan saya ke depan adalah, Golkar harus lebih baik dari sekarang,” katanya.
Menteri ESDM itu menambahkan, Pemerintahan Prabowo-Gibran adalah lanjutan dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
“Jadi kita harus lebih paten lagi,” ujarnya.
“Soalnya Raja Jawa ini. Jangan main-main dengan raja Jawa. Kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tau saja, jangan coba-coba main. Ngeri-ngeri sedap barang ini,” lanjutnya tanpa menjelaskan apa yang dimaksud Raja Jawa.
Dalam konteks ke depan sampai bulan November, kata Bahlil, Golkar harus menyukseskan Pilkada dengan hasil 60 persen.
“Nanti kita turun ke daerah-daerah. Pemilu 2024 kita pemenang kedua, dan Pemilu 2029 kita harus kompak untuk merebut posisi yang paling terbaik,” paparnya.
INGIN HAPUS FAKSI-FAKSI
Bahlil mengatakan kalau dirinya ingin menghapus faksi-faksi di Golkar. Ia pun memohon kepada para senior partai untuk menyudahkan faksi-faksi yang ada.
“Misi saya ke depan selain dari apa yang saya sampaikan tadi, adalah kita ingin untuk tidak boleh lagi Golkar ke depan ada faksi A, faksi B, Faksi C. Faksi kita cuma satu, Partai Golkar,” katanya.
“Udahlah, gaya-gaya lama ini sudahlah abang-abang semua, mohon maaf. Saya minta tolong sudah, Kita sama-sama tahu ini,” lanjutnya.
Bahlil lantas bicara dirinya kadang diolah oleh para senior. Bahkan dirinya pun juga mengaku kerap mengolah senior.
“Saya kadang kadang mengolah senior-senior. Kadang-kadang senior senior juga olah saya, iya,” tambahnya.
KENAPA SAYA DIANGGAP SALAH
Bahlil Lahadalia mengungkit sejumlah tokoh terdahulu, yang selalu dapat dukungan pemerintah hingga bisa menjadi Ketua Umum Golkar.
Bahlil mempertanyakan, kenapa saat ini dirinya dianggap salah, ketika melakukan hal yang sama dengan para Ketum Golkar terdahulu.
“Setelah saya fight di HIPMI, kemudian saya berproses masuk pemerintah, saya bilang apakah tahu sudah barang ini, ini momen tepat untuk berkompetisi di Partai Golkar,” kata dia.
Bahlil lantas menyebut para tokoh terdahulu yang dekat dengan pemerintah dan bisa menjadi ketua umum. Ia menyebut mulai dari Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, hingga Airlangga Hartarto.
“Jusuf Kalla menang ada kedekatan dengan pemerintah, begitu selesai muncul Pak Aburizal Bakrie fight dengan Pak Surya Paloh. Pak Surya Paloh dapat dukung Pak JK tapi sudah selesai jadi wapres, Pak Ical didukung oleh Pak SBY dan kemudian menang,” sebutnya.
“Setelah Pak Ical selesai, muncul Pak Setya Novanto, posisi Pak Setnov dekat dengan Pak JK juga, begitu selesai zaman Pak Airlangga. Pak Airlangga juga menang karena dekat dengan Pak Presiden (Jokowi) karena sebagai Menko Perekonomian,” lanjutnya.
“Nah, kemudian saya muncul menjadi salah satu kompetitor. Mazhab saya sebenarnya mazhab kompetisi. Karena sebenarnya saya lahir benar-benar berjuang, untuk mendapatkan suatu rejeki,” kata Bahlil.
“Ketika proses Munas Golkar kali ini, saya pun dianggap mendapat dukungan pemerintah, dan dianggap itu salah. Pertanyaannya adalah, kenapa calon-calon terdahulu tidak dinyatakan salah, kok saya dinyatakan salah?” tambahnya.
“Apa yang membuat seperti itu? Apakah karena memang saya kader dari ufuk timur yang bukan anak siapa-siapa di Jakarta ini? Apakah memang pengurus DPD I se-Indonesia tidak boleh mencalonkan diri sebagai ketua umum DPP Golkar,” ungkapnya.
Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar resmi memutuskan dan menetapkan Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum (ketum). Bahlil terpilih secara aklamasi.
Munas itu digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
“Saya menanyakan apakah seluruh hadirin yang hadir peserta Munas setuju untuk kita tetapkan Bapak Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum DPP Partai Golkar periode 2024-2029,” tanya Waketum Golkar Adies Kadir dalam Munas XI itu.
“Setujuuuuu,” kompak para kader Partai Golkar menjawab.
Bahlil Lahadalia menjadi caketum tunggal Partai Golkar tertulis dalam Keputusan Munas Golkar 2024 No 11/munas/golkar/2024 tentang pengesahan calon tunggal Ketum DPP Golkar, priode 2024-2029.
“Mengesahkan saudara Bahlil Lahadalia sebagai calon tunggal Ketum DPP Partai Golkar peridoe 2024-2029,” tulis keputusan Munas yang dibacakan Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily.
Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan di Jakarta 21 Agustus 2024. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan