PALU, KAIDAH.ID – Menjelang masa kampanye Pilkada 2024 di Sulawesi Tengah, para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur mulai bersiap menghidupkan “mesin politik” mereka.
Tiga pasangan calon dipastikan akan bertarung dalam ajang pemilihan ini, dengan masing-masing mengusung visi, misi, dan program unggulan untuk menarik hati pemilih.
Penulis dan pengamat politik, Sahran Raden, dalam artikelnya memberikan gambaran tentang “starting point” elektabilitas para calon.
Ia mengumpamakan posisi awal ini seperti sistem starter pada kendaraan bermotor, yang memicu mesin untuk berjalan.
“Tugas kepala daerah adalah, bagaimana menghidupkan mesin dengan memulai dari kunci starter, yaitu visi, misi, gagasan besar, dan program untuk warga Sulawesi Tengah,” jelasnya.
SIAP BERTARUNG
Ada tiga pasangan calon yang telah mendaftarkan diri. Pertama, petahana Rusdy Mastura yang berpasangan dengan Sulaiman Agusto Hambuako, didukung oleh koalisi PDIP, Hanura, Ummat, dan Partai Buruh.
Pasangan ini mengusung tagline Sangganipa, yang dianggap sebagai kelanjutan dari kepemimpinan Gubernur Rusdy Mastura.
Pasangan kedua adalah Ahmad Ali dan Abdul Karim Al Jufri, yang didukung oleh partai besar seperti Golkar, Gerindra, Nasdem, PAN, PSI, Perindo, PKB, dan PPP. Mereka mengusung tema Harapan Baru. Kemudian, Beramal sebagai narasi utama untuk mengomunikasikan visi dan misi mereka kepada publik.
Pasangan ketiga, Anwar Hafid dan Reny A. Lamadjido, yang didukung oleh Partai Demokrat, PBB, dan PKS, mengusung tagline
Berani.
Mereka berharap dapat meyakinkan masyarakat Sulawesi Tengah, melalui pendekatan program-program yang berani membawa perubahan.
KAMPANYE SEBAGAI STARTING POINT
Menurut Dosen Hukum Tata Negara Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu ini, masa kampanye adalah fase kunci para kandidat mulai menyampaikan visi, misi, dan program kepada masyarakat.
Kampanye akan dimulai pada 25 September hingga 23 November 2024, sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024.
Selama 60 hari masa kampanye, para calon diharapkan mampu mengomunikasikan gagasan dan program mereka dengan efektif. Mereka juga dituntut, untuk menjanjikan program yang realistis dan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulawesi Tengah.
ISU KRUSIAL YANG PERLU DISOROT
Dalam tulisannya, Dr. Sahran Raden yang juga mantan Ketua PU Sulteng ini, juga menyoroti beberapa isu krusial, yang akan menjadi perhatian utama dalam kampanye Pilkada Sulawesi Tengah, antara lain:
Pertama’ isu kemiskinan. Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada Maret 2024, tercatat sebesar 11,77 persen. Para calon diharapkan memiliki program yang konkret untuk menurunkan angka kemiskinan ini.
Kedua; pengangguran; Tingkat pengangguran terbuka di Sulawesi Tengah, masih menjadi masalah yang perlu diatasi, meskipun telah menurun menjadi 3,15 persen pada Februari 2024.
Ketiga; pembangunan infrastruktur dan Kesejahteraan; Masyarakat menginginkan akses lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Para calon diharapkan mampu menghadirkan program pembangunan yang berkelanjutan dan adil.
VOTING BEHAVIOR DAN ELEKTABILITAS
Menurut Sahran Raden, elektabilitas para calon, akan dipengaruhi oleh tiga faktor Utama, yaitu psikologis, sosiologis, dan rasional.
Faktor psikologis, terkait dengan keterikatan emosional pemilih dengan calon atau partai. Faktor sosiologis mencakup elemen agama, etnis, dan tradisi yang memengaruhi preferensi pemilih. Sedangkan faktor rasional, melibatkan evaluasi pemilih terhadap visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh para calon.
“Pemilih rasional, akan memilih berdasarkan visi yang jelas dan program, yang bisa dijalankan secara realistis,” ujar Sahran.
Dengan dimulainya masa kampanye, starting point para pasangan calon ini, akan menjadi penentu keberhasilan mereka, dalam memenangkan hati masyarakat Sulawesi Tengah, menjelang pemilihan yang akan dilangsungkan pada 27 November 2024. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan