Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1442 H terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 M, pukul 01.59.47 WIB atau 02.59.47 WITA atau 03.59.47 WIT, sehingga dapat disimpulkan di wilayah Indonesia konjungsi (ijtimak) terjadi sebelum Matahari terbenam. Paling awal di Merauke pukul 17.37.16 WIT dan paling akhir pukul 18.46.31 WIB di Sabang, Aceh.

Dia menjelaskan, elongasi berkisar antara 5,31 derajat di Merauke sampai dengan 6,74 derajat di Sabang. Umur bulan berkisar antara 13,45 jam di Merauke sampai dengan 16,78 jam di Sabang. Berkisar antara 22,57 menit di Merauke sampai dengan 29,50 menit di Sabang.

Fraksi iluminasi bulan berkisar antara 0,22 persen di Merauke sampai dengan 0,35 persen di Sabang, Aceh. Objek benda Langit yang dapat disangka sebagai hilal adalah Venus, berjarak sudut lebih kecil 5 derajat dari bulan.

“Maka sesuai data Hilal awal Syawal 1442 H itu,  dikarenakan posisi hilal minus, maka hilal tidak akan teramati pada tanggal 11 Mei 2021,” dia menjelaskan.

Sedangkan pada tanggal 12 Mei 2021 berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor Hilal terlihat oleh BMKG, serta jika cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi hilal terlihat sangat besar.

Meski begitu, BMKG tidak dapat memutuskan kepastian Idul Fitri itu. BMKG tetap menyerahkan keputusan itu pada keputusan Menter Agama yang diambil melalui Sidang Isbat 11 Mei 2021 malam nanti. (ochan)