PALU, KAIDAH.ID – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Alumni Alkhairaat (PP IKAAL), Abdul Haris Abdullah, mengecam keras pernyataan Fuad Plered, yang dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap pendiri Alkhairaat, Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau yang dikenal sebagai Guru Tua.
Dalam pernyataan resminya, Abdul Haris Abdullah menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap tudingan yang mencoreng nama besar Guru Tua dan Alkhairaat.
“Kami, pencinta Guru Tua dan Alkhairaat, tidak akan membiarkan ada pihak-pihak yang mencoba merusak nama baik Guru Tua dan sejarah perjuangan yang telah beliau torehkan,” tegas Abdul Haris Abdullah di Palu, Jumat, 28 Maret 2025.
Menurut Abdul Haris, tuduhan yang menyebut Guru Tua sebagai seorang pengkhianat sangat tidak berdasar, dan bertentangan dengan fakta sejarah.
Ia menjelaskan, sejak mendirikan Alkhairaat pada tahun 1930, Guru Tua memfokuskan gerakannya pada pendidikan, sosial, dan dakwah. Bahkan, perjuangannya sempat mendapat tekanan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda, karena dianggap membangkitkan semangat perlawanan terhadap penjajah.
“Pada tahun 1933, siswa-siswa Alkhairaat menggelar demonstrasi menolak keputusan pemerintah kolonial yang mewajibkan mereka membayar pajak. Aksi itu membuahkan hasil dengan dibatalkannya keputusan tersebut. Ini bukti bahwa gerakan Guru Tua berseberangan dengan penjajah, bukan berkhianat,” jelasnya.
Tak hanya pada masa penjajahan Belanda, lanjut Abdul Haris, pengawasan ketat terhadap Alkhairaat juga terjadi selama pendudukan Jepang. Meski dipaksa menutup lembaga pendidikan secara formal, Guru Tua tetap melanjutkan aktivitas belajar-mengajar secara sembunyi-sembunyi di rumahnya.
“Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Alkhairaat bahkan mengeluarkan maklumat pada 6 Mei 1950 yang menentang setiap ancaman terhadap pemerintahan yang sah. Ini menunjukkan komitmen Guru Tua terhadap persatuan bangsa dan kedaulatan negara,” tegasnya lagi.
Kepala Madrasah Diniyah Awwaliyah Alkhairaat Kelurahan Tatura Selatan ini, menilai pernyataan Fuad Plered sebagai bentuk fitnah keji yang berpotensi memecah belah persatuan umat. Untuk itu, ia menyatakan tiga tuntutan utama kepada pihak berwenang:
- Mengutuk keras penghinaan dan pelecehan terhadap Guru Tua yang dilakukan oleh Fuad Plered.
- Meminta pihak kepolisian segera menangkap Fuad Plered untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
- Mengultimatum Fuad Plered agar segera menghentikan segala bentuk penghinaan terhadap Guru Tua dan Alkhairaat. Jika tidak, pihaknya siap mengambil langkah tegas.
“Kami sudah cukup sabar, tetapi jika penghinaan ini terus berlanjut, maka kami siap memberikan respons yang lebih keras. Ini peringatan terakhir,” tegasnya dengan nada serius.
“Jika tidak diindahkan, kami akan siapkan kuburan untuk Fuad Plered di Palu,” tambah Abdul Haris.
Alumni Pondok Pesantren Alkhairaat Dolo ini mengajak seluruh alumni dan simpatisan Alkhairaat, untuk bersatu membela kehormatan Guru Tua.
“Jangan biarkan sejarah perjuangan ini dinodai oleh orang-orang yang tidak memahami pengorbanan beliau. Jika ada yang mencoba merendahkan martabat Guru Tua, kami akan berdiri di garis terdepan untuk membela,” tandas Ketua PP IKAAL. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan