“Kami Indonesia akan selalu bersama kalian. Dan pasti kalian akan keluar dari rumah sakit ini segera. Ini hadiah buat kalian beli coklat, kue dan mainan. Ini adalah hadiah dari kakak-kakak kalian di Indonesia, donator NPC,” kisah Bang Onim saat menjenguk dan menyerahkan bantuan bagi anak-anak korban perang di Rumah Sakit Syifa di Kota Gaza, Palestina.
GAZA, KAIDAH.ID – Memasuki pekan kedua,Israel terus melancarkan serangan ke Kota Gaza, Palestina. Belum ada tanda-tanda pertempuran itu akan berakhir, meskipun sejumlah negara di dunia menyerukan agar Israel dan Palestina segera melakukan gencatan senjata.
Padahal, sejumlah gedung, markas pasukan Hamas dan pemukiman warga di Kota Gaza sudah hancur akibat serangan Israel. Sepanjang malam, ledakan terus terjadi di beberapa kawasan Palestina.
Pasukan militan Hamas tak mau kalah. Mereka terus membalas serangan Israel itu dengan melontarkan roket ke kota-kota di Israel.
Bahkan Pasukan Hamas akan terus membalas, karena akibat serangan Israel itu, ada 42 orang dan 10 anak di Gaza meregang nyawa.
Abdillah Onim, WNI asal Galela, Maluku Utara yang kini bermukim di Palestina melaporkan, situasi di Jalur Gaza belum kondusif.
Penggagas Nusantara Palestina Center (NPC) itu bahkan telah datang ke Rumah Sakit Syifa Gaza City dan menemui pasien anak-anak yang menjadi korban serangan Israel.
“Saya paman kalian dari Indonesia,” kata Bang Onim, panggilan akrab Abdillah Onim.
Bang Onim menguatkan anak-anak yang berbalut perban dan terluka parah itu. Bang Onim datang ke rumah sakit, ia memeluk anak-anak yang terluka, ia mencium anak-anak korban perang itu.
“Benar-benar menyedihkan. Kenapa harus mereka? Anak-anak ini bukan penjahat,” kata Bang Onim menahan kesedihannya.
Kepada anak-anak Gaza, Bang Onim mengatakan, kalian harus kuat, kalian generasi kuat.
Bantuan Rakyat Indonesia untuk Palestina, dapat disalurkan melalui BNI dengan Nomor Rekening: 69000 90089, atau BRI dengan nomor rekening 0442 0100 1313 307 atau BCA 1656 0095 95.
“Kami Indonesia akan selalu bersama kalian. Dan pasti kalian akan keluar dari rumah sakit ini segera. Ini hadiah buat kalian beli coklat, kue dan mainan. Ini adalah hadiah dari kakak-kakak kalian di Indonesia, donator NPC,” kisah Bang Onim saat menjenguk dan menyerahkan bantuan bagi anak-anak korban perang di Rumah Sakit Syifa di Kota Gaza.
Bang Onim mengatakan, saat ini warga Palestina membutuhkan uluran tangan rakyat Indonesia. Bantuan mendesak berupa obat-batan, makanan siap saji, air minum kemasan, mobil ambulance, kasur, bantal dan perlengkapan dapur.
Bantuan Rakyat Indonesia untuk Palestina, dapat disalurkan melalui BNI dengan Nomor Rekening: 69000 90089, atau BRI dengan nomor rekening 0442 0100 1313 307 atau BCA 1656 0095 95.
Sejak serangan Israel ke Palestina, pihak Kementerian Kesehatan Palestina malaporkan, tercatat sekitar 197 orang korban tewas, 58 anak-anak dan 34 wanita. Sedangkan pihak otoritas Israel melaporkan, ada 10 orang Israel tewas, termasuk dua anak.
Sementara itu, pertemuan Dewan Keamanan PBB telah berakhir tanpa hasil yang konkret. Meskipun Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al Maliki berpidato dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang dilaksanakan secara virtual itu, menyatakan bahwa serangan Israel ke Palestina itu sebagai kejahatan perang.
“Dewan Keamanan PBB harus menjatuhkan sanksi embargo senjata di Tel Aviv,” desak Menlu Palestina, Riyad Al Maliki.
Lebih tegas lagi, Riyad Al Maliki menyatakan Israel adalah pencuri bersenjata yang telah memasuki rumah orang Palestina, meneror keluarga di Palestina, menghancurkan rumah warga Palestina dan menindas rakyat Palestina dari generasi ke generasi.
Sementara Perwakilan Tetap Israel untuk PBB, Gilad Erdan tetap menyalahkan Hamas atas kekerasan itu. Dia menuduh kelompok militant Hamas melakukan serangan teror. Israel berjanji akan terus membela rakyat mereka dari serangan Hamas itu dan meminta agar Dewan Keamanan mengutuk serangan Hamas terhadap Israel.
Tapi apa mau dikata, sidang Dewan Keamanan PBB itu berakhir tanpa menghasilan solusi yang berarti atau tidak konkret. Dengan begitu, entah sampai kapan situasi itu akan berakhir. Yang pasti, korban dari warga sipil perempuan dan anak-anak terus berjatuhan. (ochan)
Tinggalkan Balasan